search

Berita

Paus Leo XIVprofil Paus Leo XIVpaus baruKardinal Robert Provest

Mengapa Robert Prevost Pilih Nama "Paus Leo XIV"? Ini Serba-Serbi Pemimpin Baru Gereja Katolik Dunia

Penulis: Rafika
18 jam yang lalu | 78 views
Mengapa Robert Prevost Pilih Nama "Paus Leo XIV"? Ini Serba-Serbi Pemimpin Baru Gereja Katolik Dunia
Kemunculan pertama Paus Leo XIV di Balkon Basilika Santo Petrus pada Kamis, 8 Mei 2025.

Presisi.co - Paus baru penerus Paus Fransiskus telah diumumkan. Ia adalah Kardinal Robert Francis Prevost OSA dari Amerika Serikat yang memilih nama Paus Leo XIV. Dengan terpilihnya sebagai pemimpin Gereja Katolik, Kardinal Robert Francis menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat

Paus Leo XIV terpilih melalui proses konklaf yang dimulai sejak Rabu, 7 Mei 2025 hingga Kamis, 8 Mei 2025.

Terpilihnya Paus Leo XIV sebagai Paus ke-267 diumumkan pada Kamis, 8 Mei 2025, lewat asap putih dari cerobong Kapel Sistina dan dentingan lonceng Basilika Santo Petrus yang menandakan pemilihan telah rampung.

Sebelumnya, Paus Leo XIV adalah pejabat tinggi Vatikan yang menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup sejak Januari 2023.

Ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus pada 30 September 2023, delapan bulan setelah dipercaya memimpin lembaga penting yang bertugas memilih uskup di seluruh dunia.

Paus Leo XIV lahir di Chicago pada 14 September 1955 dari keluarga berdarah Prancis, Italia, dan Spanyol dengan nama Robert Francis Prevost

Prevost tertarik menjadi imam sejak kecil karena sering berinteraksi dengan para imam yang mampir ke rumahnya dan terlibat aktif di gereja. Ketertarikannya pada hidup imamat semakin kuat setelah aktif sebagai misdinar dan belajar di sekolah paroki.

Pilihan Prevost kemudian jatuh ke Ordo Agustinus karena ia tertarik dengan semangat persaudaraan dan ajaran Santo Agustinus.

Prevost menempuh pendidikan filsafat dan matematika di Universitas Villanova, lalu melanjutkan studi hukum kanonik di Angelicum, Roma. Ia ditahbiskan pada 1982 dan menjalani misi ke Peru tiga tahun kemudian.

Pada 1999, Prevost kembali ke AS untuk memimpin provinsi Agustinus wilayah Midwest. Tahun 2001, ia terpilih sebagai Prior Jenderal Ordo Agustinus sedunia dan menjabat hingga 2013.

Tahun 2014, Paus Fransiskus memintanya kembali ke Peru, kali ini sebagai administrator keuskupan Chiclayo, lalu diangkat menjadi uskup setahun kemudian.

Prevost masuk sebagai anggota Dikasteri untuk Para Uskup pada 2020. Dua tahun berselang, Paus Fransiskus menyodorkan tanggung jawab penuh untuk memimpin lembaga tersebut.

Lantas, mengapa Robert Prevost memilih Leo XIV sebagai nama suci kepausannya?

Pemilihan nama oleh Paus baru kerap kali menjadi penanda arah moral, spiritual, dan sosial dari kepemimpinan yang akan dijalani.

Dalam hal ini, Robert Prevost tampaknya memberikan isyarat kuat mengenai nilai dan figur yang ingin ia teladani serta sebagai arah kepemimpinannya.

Nama Leo XIV diyakini sebagai penghormatan sekaligus kelanjutan semangat dari dua tokoh besar dalam sejarah kepausan, yakni Paus Leo I (yang dikenal sebagai Leo Agung) dan Paus Leo XIII.

Paus Leo I, yang menjabat pada abad ke-5, dikenang sebagai pemimpin yang berani dan bijaksana karena keberhasilannya mencegah invasi Attila the Hun ke Roma serta kontribusinya dalam menegakkan ajaran iman.

Sementara itu, Paus Leo XIII yang memimpin dari 1878 hingga 1903, terkenal sebagai pelopor pemikiran sosial Gereja Katolik modern. Ia membuka jalan bagi keterlibatan Gereja dalam isu-isu keadilan sosial, buruh, dan hak asasi manusia.

Dengan memilih nama yang merujuk pada dua pemimpin besar tersebut, Paus Leo XIV tampaknya ingin memadukan ketegasan dalam menghadapi tantangan zaman dengan kepedulian terhadap keadilan sosial.

Banyak pengamat melihat ini sebagai upaya untuk melanjutkan semangat reformasi yang telah dibawa Paus Fransiskus, khususnya soal ketimpangan ekonomi, dampak globalisasi, dan tantangan etika di era teknologi, seperti kecerdasan buatan.

Senada dengan hal itu, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyatakan bahwa nama "Leo XIV" jelas terkait dengan ajaran sosial Gereja Katolik.

Paus Prevost sendiri dikenal sebagai sosok yang tenang dan rendah hati. Selama ini, ia juga dikenal mendukung visi Paus Fransiskus, khususnya dalam isu-isu kemanusiaan dan penguatan solidaritas terhadap kaum terpinggirkan. (*)

Editor: Redaksi