search

Daerah

Busgos SamarindaDriver OjolDugaan BBM OplosanSPBU SamarindaDriver Gojek Samarinda

Jeritan Driver Ojol Samarinda, Motor Rusak Karena BBM Bukan Klaim Kosong

Penulis: Akmal Fadhil
Rabu, 09 April 2025 | 222 views
Jeritan Driver Ojol Samarinda, Motor Rusak Karena BBM Bukan Klaim Kosong
Ivan Jaya, Ketua Busgos Samarinda saat sampaikan keresahan driver Gojek. (Presisi.co/Akmal)

Samarinda, Presisi.co – Dugaan BBM oplosan yang beredar di Kalimantan Timur (Kaltim) berbuntut panjang. Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Samarinda mengaku kendaraan mereka rusak usai mengisi bahan bakar, hingga terpaksa berhenti narik dan kehilangan penghasilan harian.

Ketua Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), Ivan Jaya, mengungkapkan bahwa sejauh ini terdapat 657 kendaraan milik driver ojol yang terdampak. Data itu ia himpun berdasarkan laporan real-time dari anggotanya.

"Kami punya platform internal. Setiap kali driver mengalami brebet usai mengisi BBM, langsung kami catat dan himpun datanya,” ujar Ivan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Kaltim, Rabu, 9 April 2025.

Ivan melanjutkan, sebanyak 519 pengemudi telah memperbaiki kendaraan mereka secara mandiri dengan dana pribadi. Sisanya masih menunggu bantuan karena keterbatasan finansial.

"Bagi pejabat mungkin Rp400–500 ribu itu kecil. Tapi bagi kami, itu besar. Kami tidak bisa narik karena motor masih rusak,” keluhnya.

Salah satu kisah paling menyentuh datang dari seorang anggota Budgos yang merupakan ibu tunggal. Ivan menyebut, sang ibu hanya menggantungkan hidup dari ojek online, namun kini kesulitan mencari nafkah karena motornya rusak dan tak mampu membayar biaya perbaikan.

“Dia janda, punya anak satu. Motornya berebet. Sampai sekarang belum bisa cari uang. Kami sesama driver akhirnya urunan bantu,” ungkap Ivan di hadapan anggota dewan.

Ivan berharap ada tanggung jawab nyata dari pihak-pihak terkait. Bagi para driver, yang dibutuhkan bukan janji, melainkan solusi yang konkret agar bisa kembali menghidupi keluarga.

“Kami tidak minta banyak. Kami hanya ingin kendaraan kami diganti atau diperbaiki. Jangan dipersulit saat laporan. Ini data dan fakta, bukan klaim kosong," tutupnya. 

Editor: Redaksi