Viral Adegan Sinetron Para Pencari Tuhan Bahas Pemimpin Bodoh dan Kekanak-kanakan, Sindir Gibran?
Penulis: Rafika
Sabtu, 08 Maret 2025 | 916 views
Tangkapan layar adegan Para Pencari Tuhan. (Tangkapan layar/TikTok)
Presisi.co - Sinetron religi Para Pencari Tuhan Jilid 18 kembali menjadi sorotan setelah salah satu adegannya viral di media sosial.
Dialog antara Bang Jack (Deddy Mizwar) dan Pak Jalal (Jarwo Kwat) diduga menyindir tentang kondisi pemimpin di Indonesia saat ini.
Dalam adegan tersebut, Pak Jalal mengaku khawatir jika presiden Indonesia meninggal dunia, mengingat sang kepala negara sudah cukup tua. Sebab jika presiden meninggal, maka wakil presiden yang akan menggantikannya.
"Presiden kita kan udah tua, kalau mati gimana. Entar yang gantiin kan Wapres-nya," ujar Pak Jalal.
Pak Jalal cemas karena Wakil Presiden Indonesia masih berusia di bawah 40 tahun. Menanggapi hal itu, Bang Jack menenangkannya dan menyarankan agar ia tidak terlalu khawatir dan berdoa sebagaimana yang diajarkan Rasulullah.
"Kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan, dari pemimpin yang bodoh," ucap Bang Jack
Bang Jack juga mengingatkan bahwa kebodohan dan sifat kekanak-kanakan tidak terpatok pada usia, bisa terjadi pada yang tua maupun yang muda.
Selain itu, Bang Jack menegaskan kezaliman terbesar adalah ketika seorang pemimpin menyesatkan rakyat demi mempertahankan kekuasaan.
Ia juga menjelaskan pemimpin yang zalim lahir dari masyarakat yang membiarkan ketidakadilan terus terjadi. Akibatnya, mereka menerima hukuman berupa pemimpin yang lebih zalim.
Adegan ini langsung menjadi perbincangan di jagat media sosial. Banyak warganet yang memuji keberanian sinetron ini dalam mengangkat kritik sosial dan politik secara tersirat.
"Nggak pernah skip nonton PPT dari jilid 1, selalu diselipin dengan isu-isu terkini dan selalu konsisten kritik pemerintah, respect," tulis seorang warganet.
"Dialog series PPT sedari dulu memang berbobot dibanding sinetron lain di televisi, penasaran sama penulis skenarionya," komentar warganet lainnya. (*)