Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Jumat, 15 November 2024 | 184 views
Jakarta, Presisi.co – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam keuangan berkelanjutan dengan mencatatkan portofolio pembiayaan berkelanjutan senilai Rp764,8 triliun hingga akhir Triwulan III 2024. Pencapaian ini mencakup 61,9 persen dari total kredit dan portofolio investasi yang disalurkan.
Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto mengungkapkan, pembiayaan tersebut menjadi bukti nyata kontribusi BRI dalam mendorong transformasi ekonomi hijau dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan adalah kunci masa depan yang lebih baik. Melalui pembiayaan ini, BRI berkomitmen mendorong transformasi hijau untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Ahmad.
Dari total portofolio, sektor sosial mendominasi pembiayaan dengan Rp677,1 triliun. Sementara itu, Kredit Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) mencapai Rp83,3 triliun, diikuti pembiayaan sustainability bond sebesar Rp4,39 triliun.
Kredit KUBL mencakup berbagai sektor strategis, seperti pengelolaan sumber daya alam hayati senilai Rp55,58 triliun, transportasi hijau Rp10,97 triliun, produk ramah lingkungan Rp7,97 triliun, dan energi terbarukan Rp6,18 triliun.
“Pendekatan kami memastikan bahwa setiap pembiayaan selaras dengan standar Environmental, Social, and Governance (ESG),” ujar Ahmad.
BRI mengacu pada regulasi keuangan keberlanjutan, seperti POJK No.51 Tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan dan POJK No.60 Tahun 2017 tentang Green Bond. Standar ini diintegrasikan dalam Loan Portfolio Guidelines (LPG) yang mencakup daftar periksa terkait aspek ESG.
Proses ini memastikan debitur tidak memiliki potensi masalah terkait lingkungan, sosial, hukum, atau litigasi.
“Kami mengadopsi pendekatan komprehensif untuk mengidentifikasi risiko ESG dan memitigasi dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat,” tambah Ahmad.
Melalui strategi ini, BRI berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung transformasi ekonomi yang lebih hijau dan inklusif. Pembiayaan berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadi motor utama dalam mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon yang lebih tangguh dan berdaya saing global.
“Kami percaya, keberlanjutan bukan hanya pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik,” tegasnya. (*)