search

Internasional

Pavel DurovBos telegramBos telegram ditangkapCEO Telegram

Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Begini Kata Telegram Soal Tuduhan yang Ditujukan ke Bos Mereka

Penulis: Rafika
Senin, 26 Agustus 2024 | 393 views
Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Begini Kata Telegram Soal Tuduhan yang Ditujukan ke Bos Mereka
CEO Telegram, Pavel Durov. (net)

Presisi.co - Pendiri sekaligus CEO aplikasi Telegram, Pavel Durov, dilaporkan telah ditangkap di Paris, Perancis pada Sabtu (24/8) malam, menurut laporan TF1 TV dan BFM TV. Miliarder asal Rusia itu ditahan di Bandara Bourget ketika turun dari jet pribadinya.

Laporan TF1 dan BFM TV menyebutkan bahwa Durov menjadi target penangkapan berdasarkan surat perintah kepolisian lantaran aplikasi yang didirikan pria 39 tahun tersebut dinilai kekurangan moderator. Polisi percaya bahwa kurangnya pengawasan ini memungkinkan aktivitas kriminal terus terjadi tanpa hambatan di aplikasi tersebut.

Penangkapan bos Telegram itu sontak saja memicu kekhawatiran publik internasinoal mengenai nasib aplilkasi Telegram ke depannya.

Dalam keterangan yang diunggah di kanal Telegram News, perusahaan pesaing WhatsApp ini membantah tuduhan yang dialamatkan kepada Durov. Mereka memastikan Telegram mematuhi aturan layanan digital yang ada di Uni Eropa serta terus melakukan peningkatan terhadap standarnya.

Telegram juga menyatakan bahwa Durov sering melakukan perjalanan ke Eropa dan tidak ada alasan untuk menyembunyikan diri.

Selain itu, pihak Telegram menilai bahwa penyalahgunaan platform oleh pengguna tidak dapat menjadi tanggung jawab bahwa aplikasi maupun pemiliknya.

"Telegram mematuhi hukum di Uni Eropa, termasuk aturan layanan digital-yang moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan. CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apapun dan sering pergi ke Eropa. Tidak masuk akal mengklaim platform atau pemiliknya bertanggung jawab untuk penyalahgunaan platform tersebut."

Telegram juga menyatakan siap bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menyelesaikan masalah ini.

"Hampir satu miliar pengguna secara global menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dan sumber informasi penting. Kami menunggu penyelesaian segera masalah ini. Telegram bersama Anda," tutup keterangan tersebut. (*)

Editor: Rafika

Baca Juga