search

Daerah

Agus Tri SutantoBakal Calon Wakil Wali Kota SamarindaPilwali Samarinda 2024

Sosok Agus Tri Sutanto, dari Perjuangan Keluarga Sederhana Menuju Pilkada Samarinda

Penulis: Rafika
Kamis, 27 Juni 2024 | 455 views
Sosok Agus Tri Sutanto, dari Perjuangan Keluarga Sederhana Menuju Pilkada Samarinda
Agus Tri Sutanto (kiri). Seorang birokrat yang kini mulai melirik panggung Pilkada Samarinda 2024. (Rafika/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co - Sosok Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Samarinda, Agus Tri Sutanto, masuk dalam bursa calon wakil wali kota untuk Pilkada Samarinda mendatang.

Agus Tri Susanto bukan nama yang asing di telinga masyarakat Kota Tepian. Pria berdarah Jawa-Banjar ini telah mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda selama kurang lebih 28 tahun.

Agus lahir pada 30 Agustus 1968 di Samarinda sebagai anak ke-3 dari 5 bersaudara. Ia memiliki darah Banjar dari ibunya dan Jawa dari sang ayah.

Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah pegawai Telkom, sementara ibunya membantu pemasukan keluarga dengan menjual nasi dan kue di Pasar Segiri.

Masa kecil Agus dihabiskan di perumahan Telkom di Jalan Basuki Rahmat. Pada tahun 1975 ia dan keluarganya pindah ke perkampungan di Jalan Swadaya yang kini lebih akrab disebut Jalan Wolter Monginsidi.

Agus mengenyam bangku pendidikan dasarnya di SDN 020 Kota Samarinda. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya ke SMPN 1 Samarinda dan menghabiskan masa putih abu-abunya di SMA Kesatuan Samarinda.

Setelah lulus SMA pada tahun 1988, Agus melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Kecintaannya pada bidang ilmu eksakta membuat Agus memilih jurusan ilmu Teknik Kimia di UPN Veteran Kota Surabaya.

“Saya mengakui orangtua saya sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Meski sangat sederhana, mereka mendukung saya berkuliah,” tuturnya kepada Presisi.co, Kamis (27/6/2024).

Lantaran berasal dari keluarga yang sangat sederhana, Agus cukup kesulitan membeli buku-buku materi perkuliahan.

Ia juga sempat mengalami kesulitan keuangan hingga terpaksa mengambil cuti 1 tahun untuk bekerja demi menghidupi diri dan membayar uang kuliah.

Agus akhirnya berhasil lulus kuliah pada tahun 1995. Saat kembali ke Samarinda, ia sama sekali tidak berniat menjadi PNS. Jiwa gemar berkreativitas mendorongnya menjadi pengusaha dengan bekal ilmu kimia yang didapatkan di bangku perkuliahan.

“Bagi saya PNS itu pekerjaannya terlampau baku dan monoton sehingga jiwa saya yang berimprovisasi, suka melakukan kreativitas, sedikit terkekang,” ujarnya.

Namun kala itu, ibunda Agus memohon bahkan sampai menangis agar sang anak mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Hati Agus pun luluh dan mengikuti kemauan ibunya.

“Saya ikut tanpa backing-an siapapun. Kakak saya ada di bagian keuangan Bappeda (baca: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah). Namun, hanya pegawai biasa sehingga tidak mungkin membantu saya (lolos),” ucapnya.

Meski mendaftar sebagai PNS tanpa kenalan di pemerintahan, Agus berhasil lolos. Ia resmi bertugas sebagai PNS pada 22 Mei 1996 di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Kota Samarinda.

Meski statusnya belum sepenuhnya PNS lantaran belum mengikuti pendidikan prajabatan, Agus diamanahi mengemban jabatan sebagai Sub Seksi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Bapedal.

Setelah menjadi aparatur pemerintahan selama beberapa tahun, Agus merasa ilmu yang dimilikinya masih kurang untuk melayani masyarakat. Ia pun berusaha mencari beasiswa demi melanjutkan pendidikan ke S2.

“Pada tahun 2001 alhamdulillah dapat panggilan (beasiswa) dari Asian Development Bank,” katanya.

Beasiswa itu membuat Agus bisa berkuliah di Teknik Manajemen Pembangunan Kota ITS Surabaya. Ia menjadi lulusan pertama di angkatannya dalam kurun waktu yang relatif cepat, yakni 18 bulan dengan indeks prestasi kumulatif 3,7.

Kembali ke Bapedal, Agus dipromosikan menjadi eselon 3B sebagai kepala bidang pada tahun 2008. Tahun 2010 pangkatnya naik menjadi eselon 3A sebagai sekretaris Dinas Pertambangan Kota Samarinda.

Ia juga pernah menjadi sekretaris Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebudayaan, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah.

Pada tahun 2018, dirinya mencoba peruntungan mengikuti lelang jabatan DPRD Kota Samarinda. Jabatan itulah yang diembannya sejak Oktober 2018 hingga saat ini. (*)

Penulis: Rafika
Editor: Ridho M