search

Daerah

Pj Gubernur KaltimAkmal MalikRSUD AWS Samarinda

Pj Gubernur Kaltim Minta Manajemen RSUD Abdul Wahab Sjahranie Putar Otak Atasi Penumpukan Antrean Pasien

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 16 April 2024 | 1.043 views
Pj Gubernur Kaltim Minta Manajemen RSUD Abdul Wahab Sjahranie Putar Otak Atasi Penumpukan Antrean Pasien
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik saat berbincang dengan salah satu pasien yang mengantre di RSUD Abdul Wahab Sjahranie. (Sumber: Instagram/@pemprov_kaltim)

Samarinda, Presisi.co - Penjabat Gubernur (Pj) Kalimantan Timur, Akmal Malik meminta manajemen RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) segera menyiapkan solusi cerdas untuk mengatasi penumpukan antrean pasien yang ia temui saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa, 16 April 2024. 

"Buat langkah dan solusi agar jangan sampai berjubel," tegas Akmal dikutip dari postingan Instagram/@pemprov_kaltim. 

Akmal yang saat sidak didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sri Wahyuni memang mengawali hari pertama kerja pasca cuti bersama Idulfitri 2024, dengan melakukan sidak di sejumlah tempat pelayanan publik. 

Saat sidak di RSUD AWS, Akmal mendapati bahwa antrean pasien di salah Poli Rawat Jalan RSUD milik pemprov itu dipenuhi oleh ratusan pasien yang menanti panggilan untuk proses pelayanan. 

Akmal yang juga Dirjen Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri ini diketahui sempat bercengkrama dengan salah satu pasien yang mengaku sudah mengantre selama satu jam. 

Melihat kondisi tersebut, Akmal berharap manajemen RSUD AWS dapat belajar dari operasional rumah sakit di Singapura yang dianggap memiliki manajemen waktu yang lebih baik. 

"Jangan kalah dari Singapura. Menurut saya bisa, kalau kita mau melakukan," tegasnya. 


Terkait itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD AWS, Nurliana Adriati Noor menjelaskan bahwa 80 hingga 90 persen pasien rawat inap adalah peserta BPJS.

"Izin Pak Pj, penumpukan terjadi karena gangguan dari server luar (BPJS)," ungkap Nana, sapaan akrabnya. 

Saat ini, RSUD AWS juga telah menerapkan pendaftaran online. Butuh waktu bagi manajemen untuk melakukan sosialisasi agar sistem tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pasien, agar tidak terjadi penumpukkan antrean. (*)

Editor: Redaksi