Penjelasan Lengkap Wakil Direktur RSUD AWS Samarinda soal Polemik Pasien Sulit dapat Tempat Tidur
Penulis: Akmal Fadhil
3 jam yang lalu | 0 views
Wakil Direktur Medik dan Perawatan RSUD AWS Samarimda, Nurliana Adriati Noor saat menjawab isu ruangan kosong. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda akhirnya menjawab secara terbuka usai beredarnya informasi mengenai dugaan permainan ruangan untuk pasien.
Wakil Direktur Medik dan Perawatan RSUD AWS Samarinda, Nurliana Adriati Noor, membantah bahwa pada kenyataan dilapangan perhari RS menampung hampir 86 pasien setiap harinya. Namun, pasien keluar tidak sesuai dengan pada saat pasien masuk dalam ruangan tersebut.
“Kekosongan ruangan itu menjadi polemik nasional, kita memastikan bahwa ruangan itu bukan kosong, melainkan keadaan rumah sakit perlu disterilkan usai terjadi lonjakan keluar masuk pasien dan butuh transisi dalam memastikan keadaan ruangan dapat digunakan,” ujarnya Nurliana yang kerap disapa Nana saat ditemui pada Senin 20 Oktober 2025.
Lebih lanjut, Nana mengatakan bahwa kapasitas pasien sejak Juli lalu hingga Oktober ini rata ratanya hampir menyentuh 3000 pasien, dengan kapasitas setiap ruangan yang berbeda-beda.
“Sebelumnya kita informasikan bahwa jumlah pasti ruangan kita itu terdiri dari vip (67), IPI ada 64, kelas satu (104) ,kelas dua (57), kelas tiga (199), khusus ruang luka bakar ada (2), perinatologi ada (10) bed sementara ruang isolasi ada (25) dan struk center (17),” tukasnya.
Di sisi lain, Nana menuturkan jika pihak rumah sakit memerlukan proses stabilisasi untuk melakukan normalisasi kembali terhadap ruangan yang telah digunakan. Hal tersebut yang kadang dinilai pasien ada ruangan kosong namun tidak dapat digunakan.
“Bahkan ada beberapa pasien yang lebih dari waktunya menginap masih berada di salah satu ruangan, itu terjadi karena perlu pemulihan lebih mendalam agar memastikan pasien stabil, jika tidak itu melanggar standar nasional,” tegasnya.
Bahkan salah satu standar operasional pihak rumah sakit juga tidak menggabungkan pasien lawan jenis dalam satu ruangan. Itu juga menjadi bola liar yang beredar di masyarakat sehingga ada dugaan rumah sakit memainkan ruangan tersebut.
“Standarnya ruangan yang sehat adalah 60-80 persen, hal itulah yang kita lakukan agar tenaga medis dapat segera mensterilkan ruangan dengan efektif, dan juga ada ruangan infeksius yang hanya diisi oleh pasien terinfeksi, kita tidak bisa sembarangan menggabungkan pasien di ruangan itu” pungkasnya. (*)