search

Daerah

E-ParkingDishub SamarindaKota Samarinda

Dishub Samarinda Beri Respons Terhadap Kritikan Pengamat Soal Penerapan E-Parking

Penulis: Presisi 1
Minggu, 24 Maret 2024 | 681 views
Dishub Samarinda Beri Respons Terhadap Kritikan Pengamat Soal Penerapan E-Parking
Kadishub Samarinda Hotmarulitua Manalu 

Samarinda, Presisi.co - Masalah soal parkir menjadi tugas yang rumit dan harus diselesaikan oleh Pemkot Samarinda. Bahkan pemkot berencana menerapkan e-parking di beberapa kantong parkir yang disediakan pemerintah. Namun, konsep e-parkirng itu belum terlihat realisasinya.

Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi Purwoharsojo memberikan tanggapanya terhadarp penerapan e-parking itu.
“Persoalan parkir ini kan janji politik Andi Harun dalam 100 hari kerja, khususnya adalah e-parking. Sudah 5 tahun maju mundur, tidak jadi jadi juga ini barang,” kata Purwadi, Sabtu (23/3/2024).

Berdasarkan kritikan dari pengamat ekonomi, Kadishub Samarinda Hotmarulitua Manalu merespons.

Manalu memaparkan beberapa faktor yang menghambat penerapan e-parking di Samarinda.

Manalu mengatakan, parkir di atas trotoar muncul lantaran adanya kegiatan ekonomi yang tak menyediakan lahan parkir. 

"Ketika ruang parkir yang ada malah dijadikan tempat dagangan, ya masyarakat pasti akan datang, mau tidak mau memang tak ada ruang parkir dan mau tak mau parkir di tepi jalan maupun trotoar. Akhirnya muncul lah jukir liar yang memanfaatkan peluang tersebut," jelas Manalu.

Manalu mengaku bahwa saat ini pihaknya tengah monitoring terhadap ruko yang tak menyediakan lahan parkir.
Manalu mengakui sulitnya menerapkan e-parking di tepi jalan. Menurutnya, e-parking hanya bisa maksimal dijalankan di dalam suatu ruang atau gedung parkir saja. 

Sulitnya penerapan e-parking di tepi jalan tak hanya dirasakan di Kota Samarinda, melainkan merata hingga ke seluruh penjuru kota di Indonesia.

“Karena seluruh ruang jalan menjadi pintu masuk dan pintu keluar masyarakat. Misal di suatu kawasan, anggaplah yang masuk parkir satu-dua kendaraan kemudian yang keluar ada lima kendaraan dan menerapkan sistem e-parking dengan satu orang jukir, maka itu tidak bisa optimal. Itu sudah pernah kita lakukan uji coba di tahun lalu di kawasan Jalan Pangeran Diponegoro di Gajah Mada, masyarakat malah enggan pakai e-parking," kata Manalu.