CEK FAKTA: Prabowo Subianto Sebut Gaza Tak Punya Kekuatan Militer
Penulis: Rafika
Minggu, 07 Januari 2024 | 718 views
Presisi.co - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyebut bahwa konflik Israel-Hamas yang kekinian sedang memanas merupakan dampak dari kurang memadainya kekuatan militer di Gaza. Hal ini disampaikannya dalam debat kedua capres yang dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024)
"Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza sekarang ini, akan diambil kekayaannya, akan diusir dari tanah airnya, tidak bisa tidak, kita harus kuat, kita harus kuat," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Benarkah klaim Prabowo bahwa di Gaza tidak ada kekuatan militer?
Dilansir dari Axios, Brigade Al-Qassam yang merupakan sayap militer gerakan Hamas memiliki pejuang yang berkisar di angka 30.000 hingga 40.000 pejuang.
Brigade yang telah dibentuk sejak tahun 1991 itu diyakini memiliki persenjataan militer berupa ribuan roket, termasuk rudal jarak jauh dan pesawat tak berawak. Para pejabat Hamas mengatakan bahwa para pejuang mereka juga memiliki sejumlah bom dan mortir.
Serangan yang dilancarkan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu melibatkan segala peralatan militer mulai dari roket dan paralayang hingga buldoser, truk pikap, dan sepeda motor.
"Kami telah mempersiapkan hal ini selama dua tahun. Kami memiliki pabrik lokal untuk semuanya. Kami memiliki roket dengan jangkauan 250 km, 160 km, 80 km, 45 km, dan 10 km," ujar Ali Baraka, kepala hubungan nasional Hamas di luar negeri, dalam sebuah wawancara dengan RT.
Selain itu, mereka juga disebut memiliki rudal antitank dan rudal antipesawat, yang diproduksi di luar negeri.
"Kami memiliki roket yang diproduksi secara lokal, tetapi roket jarak jauh datang dari luar negeri, berasal dari Iran, Suriah, dan sumber lain melalui Mesir," kata pemimpin Hamas, Ismail Haiyeh dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 2022.
Hamas juga mengandalkan jaringan terowongan di bawah Jalur Gaza untuk menyimpan pasokan persenjataan dan serta melatih para pejuangnya. Terowongan ini sengaja dirancang untuk menyulitkan intelijen Israel melacak keberadaan mereka.
Terowongan itu juga memungkinkan pasukan Hamas untuk melakukan penyergapan dan menghindari deteksi jika tentara IDF tengah melancarkan operasi darat. (*)