search

Berita

Debat capresAnies Baswedan

Debat Perdana Capres Digelar, Anies Sentil Banyak Aturan Dibengkokkan Demi Kepentingan Penguasa

Penulis: Rafika
Selasa, 12 Desember 2023 | 253 views
Debat Perdana Capres Digelar, Anies Sentil Banyak Aturan Dibengkokkan Demi Kepentingan Penguasa
Tangkapan layar Anies Baswedan. (Youtube KPU RI via RM.id)

Presisi.co - Debat perdana calon presiden (capres) 2024 digelar oleh KPU pada Selasa (11/12) ini. Ketiga capres akan saling berhadapan di panggung debat untuk memperkenalkan gagasan dan visi misinya kepada publik serta saling menyanggah satu sama lain.

Debat perdana ini dipandu oleh dua jurnalis TVRI yang ditunjuk sebagai moderator, yakni Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.

Adapun persoalan yang menjadi tema debat perdana hari ini adalah Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga.

Saat diminta menyampaikan gagasannya tentang isu Hukum dan HAM, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung adanya aturan yang ditekuk demi kepentingan pihak penguasa. Eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan hal tersebut harus diubah.

"Banyak aturan ditekuk sesuai dengan kepentingan yang sedang memegang kekuasaan. Apakah ini akan diteruskan? Tidak. Ini harus diubah. Ini harus dikembalikan," kata Anies dalam penyampaian visi dan misi capres di panggung debat, Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.

Dikatakan Anies, negara hukum sudah sepatutnya menempatkan keadilan di posisi teratas dsn sudah menjadi tugas penguasa untuk memastikan kondisi tersebut. Menurutnya, tatanan hukum yang ada saat ini tidak sesuai dengan prinsip hukum yang ada.

"Karena itulah kami melihat perubahan ini harus kita kembalikan. Negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan," kata Anies.

"Dalam kenyataanya bengkok. Dia tajam ke bawah, tumpul ke atas. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan harus berubah. Karena itu kita mendorong perubahan, mengembalikan hukum menjadi tegak kepada semuanya," ujar Anies. (*)

Editor: Rafika