Hati-hati, Sering Gonta-ganti Pertalite ke Pertamax Bisa Bikin Konsumsi BBM Boros! Begini Penjelasannya
Penulis: Rafika
Minggu, 03 Desember 2023 | 4.471 views
Presisi.co - Pertalite dan Pertamax merupakan dua jenis bahan bakar minyak (BBM) yang paling umum dijual di Indonesia. Pertalite adalah BBM dengan nilai oktan 90, sedangkan Pertamax memiliki nilai oktan 92.
Beberapa pemilik kendaraan seringkali bergonta-ganti Pertalite ke Pertamax karena berbagai alasan. Namun, tahukah Anda bahwa gonta-ganti BBM dari Pertalite ke Pertamax atau sebaliknya dalam jangka waktu yang cukup sering dapat berdampak buruk pada performa mesin kendaraan.
Berikut dampak buruk akibat sering bergonta-ganti BBM yang Presisi.co rangkum dari berbagai sumber:
Performa mesin menurun
Gonta-ganti BBM dapat membuat performa mesin menurun, seperti tarikan mesin yang menjadi berat dan akselerasi yang menjadi lambat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan nilai oktan yang dapat membuat mesin kaget.
Pasalnya, setiap mesin punya nilai kompresi yang berbeda, dan umumnya sudah disesuaikan dengan bahan bakar yang ada di pasaran. Ketika bahan bakar diganti, otomatis mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka akan menyebabkan kinerja mesin menjadi kurang optimal.
Mesin mudah rusak
Pergantian Pertalite ke Pertamax maupun sebaliknya secara terus menerus akan memicu kerusakan mesin. Sebab, perbedaan nilai oktan dapat menyebabkan penumpukan kerak di ruang bakar.
Komposisi kimiawi yang berbeda-beda antar jenis BBM bisa bikin mesin mobil atau motor kita jadi kotor lantaran adanya kerak atau endapan yang menumpuk di dalam mesin. Nah, endapan ini bisa mengganggu performa mesin, loh. Akibatnya, bagian-bagian penting di mesin jadi tidak bisa bekerja dengan baik, seperti klep yang seharusnya rapat, bisa jadi terganggu oleh endapan tersebut.
Konsumsi BBM Jadi Semakin Boros
Saat kita berganti jenis BBM dalam jangka waktu yang cukup sering, konsumsi BBM semakin lama akan semakin meningkat. Ini disebabkan oleh mesin kendaraan yang awalnya diatur untuk menggunakan BBM dengan angka oktan tertentu, namun kemudian diubah menggunakan BBM dengan angka oktan yang berbeda. Akibatnya, mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya dengan jenis BBM yang baru.
Jika perubahan ini terjadi secara berulang-ulang, kinerja mesin akan terpengaruh dan akhirnya dapat menurunkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Dalam banyak kasus, penggunaan BBM yang sering diganti-ganti dengan angka oktan yang berbeda dapat menyebabkan mesin menjadi lebih boros dalam konsumsi bahan bakar.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan BBM yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan Anda. Jika mesin kendaraan dirancang untuk mengonsumsi Pertalite, maka gunakan Pertalite secara konsisten.
Dilansir dari laman suzuki.co.id, jika Anda sebelumnya pengguna Pertalite lalu ingin beralih menggunakan Pertamax, sebaiknya lakukan secara bertahap. Misalnya, gunakan Pertalite terlebih dahulu selama beberapa hari, lalu mulai gunakan Pertamax dengan perbandingan 50:50, kemudian 75:25, dan seterusnya. Dengan begitu, mesin akan memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan perbedaan nilai oktan.
Jika terpaksa membeli Pertamax sesekali lantaran tidak menemukan Pertalite, maka tidak akan ada masalah. Pasalnya, semua jenis bahan bakar pada dasarnya memiliki unsur penyusun yang sama di atas rantai hidrokarbon, sehingga tidak masalah jika 1-2 jenis bahan bakar mengalami tercampur dalam satu tangki.
Saat ingin beralih ke bahan bakar lama, Anda tinggal tunggu dulu bahan bakar pengganti habis, setelah itu baru isi dengan bahan bakar lama. Jika Anda ingin tetap menggunakan bahan bakar baru, tentu saja diperbolehkan. Dengan catatan, Anda harus konsisten!
Namun perlu digarisbawahi, hindari bergonta-ganti terlalu sering, seperti hari ini pakai Pertamax, besok pakai Pertalite, ganti lagi pakai Premium, dan lainnya. (*)