Penulis: Rafika
Presisi.co - Perang antara Israel dengan militan Palestina, Hamas, yang telah memasuki hari ke-45 akhirnya menemui titik terang. Gencatan senjata antara Hamas dengan pasukan Israel kini sudah semakin dekat.
Hal ini disampaikan oleh Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Ia mengungkapkan pihaknya kini tengah merundingkan upaya gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.
Mengutip dari Reuters, petinggi kelompok militan Palestina telah melaporkan kepada mediator Qatar bahwa persetujuan gencatan senjata dengan Israel sudah hampir disepakati.
Melansir dari AFP, sumber mengatakan bahwa perundingan gencatan senjata itu akan berlaku selama lima hari yang mencakup gencatan senjata di darat dan pembatasan operasi udara Israel di Gaza wilayah selatan.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga meyakini bahwa kesepakatan tersebut sudah dekat.
"Kita lebih dekat sekarang daripada sebelumnya," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby, pada Senin (20/10/2023).
Untuk menebus gencatan senjata ini, Hamas dan Jihad Islam harus membebaskan sekitar 50 hingga 100 tahanan yang sebelumnya disandera.
Namun, persetujuan gencatan senjata ini dibarengi dengan pengajuan beberapa syarat tertentu yang diminta pasukan Israel. Tahanan tersebut termasuk warga sipil Israel dan tawanan dari negara lain, terkecuali personel militer.
“Perjanjian yang diharapkan akan mencakup pembebasan sandera perempuan dan anak-anak Israel dengan imbalan pembebasan anak-anak dan perempuan Palestina di penjara-penjara pendudukan,” kata petinggi Hamas, El Reshiq. (*)
Editor: Rafika
