search

Berita

Kaesang PangarepErina GudonoKawasaranHUT RI ke-78Pakaian Adat

Menang Busana Terbaik, Simak Makna Dibalik Pakaian Adat Kaesang-Erina

Penulis: Rafika
Jumat, 18 Agustus 2023 | 871 views
Menang Busana Terbaik, Simak Makna Dibalik Pakaian Adat Kaesang-Erina
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (Sumber: Instagram/@erinagudono)

Presisi.co - Pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, pada (17/8/2023) kemarin, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menjadi sorotan publik lantaran baju adat yang dikenakannya. Bahkan, busana ini mendapatkan penghargaan sebagai busana terbaik.

Rupanya, busana ini merupakan pakaian adat Suku Minahasa dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Pakaian adat ini biasanya digunakan oleh Suku Minahasa untuk Kawasaran atau tarian perang.

Melalui akun Instagram-nya, Erina Gudono membagikan penjelasan alasan mengapa dirinya dan Kaesang memilih mengenakan busana adat Kawasaran di perayaan Hari Kemerdekaan pada tahun 2023 ini.

"Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," tulis menantu Presiden Joko Widodo ini.

Tak hanya itu, dirinya juga memberi detail makna-makna filosofis dari atribut pakaian adat Suku Minahasa ini. Dituliskan oleh Erina, ada tiga simbol utama yang terdapat pada Kawasaran, meliputi gegenang yang berarti ingatan, pemenden yang berarti perasaan, dan keketez yang bermakna kekuatan.

Gegenang atau ingatan disimbolisasikan dengan porong di bagian kepala menggunakan bulu ayam jago dan kepala burung uak yang dimaknai sebagai melakukan kebaikan

Pemenden atau perasaan disimbolkan dengan "karai" berupa kulit kayu dan kalung, baik kelana (dari manik-manik), dari taring babi rusa, ataupun kalung dari perunggu. Pemenden ini bermakna manusia harus selalu menimbang dengan perasaan tetapi jangan berlebihan.

Keketez atau kekuatan disimbolkan dengan ikatan-ikatan di tangan, di kaki dan pinggang. Ikatan yang telah didoakan ke Sang Khalik dan dipercaya bisa memberi kekuatan

"Atribut penting lain yang biasa digunakan adalah 'santi' (pedang) sebagai simbol pembuka jalan kehidupan, pemelihara kehidupan dan pelindung kehidupan itu. Tengkorak merupakan simbol pemburu," lanjut Erina.

Selain itu, Erina Gudono turut menjelaskan bahan dasar yang digunakan Kawasaran. Rupanya, busana adat yang dikenakannya ini menggunakan konsep fashion berkelanjutan (sustainable fashion), yang berarti menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

"Bagian dasar baju adalah kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola. Tata busana dan aksesoris dibuat mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli," sambungnya.

"I Yayat U Santi!," tutup Erina dalam postingan tersebut.

Kalimat yang dipilih Erina sebagai penutup penjelasan panjangnya ini merupakan seruan Suku Minahasa yang memiliki arti "Angkatlah pedangmu dan mari berperang". (*)

Editor: Rafika