Kenapa Tokoh NU Direbutkan Untuk Jadi Cawapres? Simak Penjelasan Pengamat Politik
Penulis: Rafika
Minggu, 13 Agustus 2023 | 1.116 views
Presisi.co - Beberapa nama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tengah diincar untuk digandeng sebagai calon wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Beberapa nama yang mencuat dari kalangan Nahdliyin seperti putri Gus Dur Yenny Wahid, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Baru-baru ini, Yenny Wahid umumkan kesiapannya maju menjadi cawapres. Putri dari mendiang Gus Dur digadang-gadang akan menemani Anis Baswedan. Selain itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, mengatakan partainya membuka peluang bagi Yenny untuk bisa masuk bursa cawapres Ganjar.
Sementara itu, Cak Imin sudah sejak lama menyatakan maju menjadi cawapres. Pihaknya pun sudah membuat koalisi dengan bacapres usungan Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Nama tokoh NU lain yang masuk bursa bakal cawapres 20204, yakni Khofifah Indar Parawansa, akui dirinya belum mengambil keputusan apapun terkait dirinya untuk maju sebagai cawapres.
Menanggapi fenomena ramainya tokoh NU yang diincar menjadi cawapres, seorang pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, memberikan pendapatnya.
Ujang menjelaskan mengapa tokoh dari NU direbutkan setiap momen Pilpres. Pasalnya, menurutnya, jumlah warga NU di seluruh Indonesia bisa mencapai puluhan juta. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif bagi para bacapres untuk meraih lebih banyak suara.
"Ini sinyal yang bagus bagi tiga Capres yang sudah memenuhi threshold atau tiket capres yakni Pak Prabowo, Pak Ganjar dan Pak Anies. Ketiga capres ini merebut figur pendamping dari kalangan Nahdliyyin (NU)," jelas Ujang, di Jakarta, Sabtu (12/8/2023), dilansir dari Suara.com.
Di sisi lain, Yenny Wahid sendiri dinilainya sangat merepresentasikan NU. Sebab, ia adalah keturunan KH. Hasyim Asy'ari yang merupakan sang pendiri NU. Belum lagi, ayahnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga sempat menjadi Ketum PBNU. Sehingga ia dinilai memiliki kapasitas untuk mewakili kalangan NU.
"Mbak Yenny sangat mewakili kaum Nahdliyyin, meskipun saat ini tidak berada di struktural. Namun, dia dianggap mewakili NU karena bapaknya mantan Ketum PBNU dan kakek buyutnya pendiri NU," sambung Ujang.
Ujang kemudian mengatakan jika saat ini banyak tokoh NU yang berpotensi maju sebagai cawapres. Misalnya saja, ada Khofifah Indar Parawansa, Kiai Said Aqil Siradj, dan Yahya Cholil Staquf. Namun, kekinian yang sudah mengaku siap hanya Yenny Wahid.
"Tokoh NU ini banyak yang muncul di berbagai survei misal ada Khofifah, Kiai Said Aqil Siradj, Ketum PB NU Yahya Cholil Staquf. Namun, baru Mbak Yenny yang mengaku siap. Ini bisa menjadi pertimbangan bagi capres yang ada," terangnya. (*)