search

Advetorial

Stunting SamarindaRusmadi

Pemkot Rangkul IDI Samarinda untuk Mengurangi Kasus Stunting

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 05 April 2023 | 1.089 views
Pemkot Rangkul IDI Samarinda untuk Mengurangi Kasus Stunting
Ilustrasi. (Sumber: Internet)

Samarinda, Presisi.co - Penangan kasus stunting di Samarinda memang tak bisa lepas dari campur tangan berbagai pihak. Termasuk di antaranya pengurus Ikatan Dokter Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi saat menerima rombongan pengurus IDI Samarinda di ruang kerjanya pada Selasa, 4 April 2023, kemarin.

Apalagi, kata Rusmadi pengurus IDI Samarinda sudah menyatakan niatnya untuk meminta ruang kerja sama agar upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Kota Tepian berjalan lebih optimal dari tahun-tahun sebelumnya.

“Ini seperti pucuk dicinta ulam pun tiba. Justru Pemerintah Kota Samarinda sedang membutuhkan semua stakeholder untuk memberikan kontribusinya,” tutur Rusmadi sapaan akrabnya usai menerima audiensi itu,” ungkap Rusmadi.

Orang nomor dua di Samarind ini menuturkan, kolaborasi antara Pemkot dan IDI Samarinda ke depan bakal terfokus pada penanggulangan permasalahan kesehatan masyarakat dan menurunkan angka stunting di Samarinda.

Menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Samarinda naik dari 20 persen menjadi 25 persen. Rusmadi bilang, data SSGI ini berbeda jika dibandingkan dengan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) justru angka stunting mengalami penurunan dari 10, 9 persen menjadi 9,8 persen.

“Ada 28 ribu bayi di Kota Samarinda yang berisiko stunting. Ini tentu beririsan dengan warga yang kurang mampu,” ungkap Rusmadi.

Maka itu, ia menegaskan pemkot secara massif melakukan upaya-upaya penurunan stunting, salah satunya adalah pemberian makanan tambahan dan didukung dengan pola asuh yang baik dari orang tua.

Persoalan stunting yang memang menjadi perhatian pemerintah pusat hingga ke daerah ini dikhawatirkan dapat merusak masa depan generasi penerus. Terutama, dari keterlambatan perkembangan mental dan fisik, rendahnya produktivitas, serta mudah terserang berbagai penyakit.

“Untuk itu harus benar-benar memanfaatkan bonus demografi ini. Kesehatan dan kecerdasan sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi