search

Lifestyle

StuntingDeteksi diniDokter AnakPenyebab StuntingAnak Pertama

Cara Deteksi Dini Stunting Pada Anak Pertama Menurut Dokter Anak

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 22 Februari 2023 | 948 views
Cara Deteksi Dini Stunting Pada Anak Pertama Menurut Dokter Anak
Ilustrasi. (Sumber: Istimewa)

Presisi.co - Stunting merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental pada anak. Oleh karena itu, deteksi stunting pada anak menjadi sangat penting untuk mencegah dampak buruk yang lebih parah pada masa depan.

Berikut adalah cara mendeteksi stunting pada anak pertama menurut dokter anak:

Perhatikan berat badan anak
Berat badan adalah salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan anak. Dokter anak dapat mengukur berat badan anak menggunakan timbangan khusus. Jika berat badan anak lebih rendah dari rata-rata anak seusianya, maka kemungkinan besar anak tersebut mengalami stunting.

Ukur tinggi badan anak
Tinggi badan juga merupakan indikator penting dalam menilai pertumbuhan anak. Dokter anak dapat mengukur tinggi badan anak menggunakan alat pengukur khusus. Jika tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya, maka anak tersebut mungkin mengalami stunting.

Hitung indeks massa tubuh (IMT) anak
IMT adalah ukuran yang menghitung rasio antara berat badan dan tinggi badan anak. IMT dapat membantu dokter anak menentukan apakah anak tersebut mengalami kekurangan gizi atau obesitas. Jika anak memiliki IMT yang lebih rendah dari rata-rata anak seusianya, maka kemungkinan besar anak tersebut mengalami stunting.

Periksa pertumbuhan otak anak
Stunting dapat menyebabkan masalah perkembangan otak pada anak. Dokter anak dapat melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang disebut dengan head circumference tape, yaitu pita pengukur lingkar kepala. Jika lingkar kepala anak lebih kecil dari rata-rata anak seusianya, maka anak tersebut mungkin mengalami stunting.

Lakukan pemeriksaan darah
Dokter anak juga dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar nutrisi dalam tubuh anak. Anak yang kekurangan zat gizi tertentu, seperti protein atau zat besi, memiliki risiko lebih besar untuk mengalami stunting.

Jika dokter anak menemukan tanda-tanda anak mengalami stunting, maka akan diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi anak tersebut. Penanganan yang tepat akan membantu anak pulih dari stunting dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.

Dalam rangka mencegah stunting pada anak, penting bagi orangtua untuk memberikan makanan yang sehat dan bergizi kepada anak. Konsumsi makanan yang tepat dan berkualitas, seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan karbohidrat kompleks, dapat membantu anak tumbuh sehat dan terhindar dari stunting. Selain itu, perlu juga diingatkan bahwa deteksi stunting pada anak harus dilakukan secara rutin untuk mencegah dampak buruk yang lebih parah pada masa depan. (*)