Amerika Serikat vs China Makin Panas Gara-Gara Tentara China Terlibat Operasi Militer Ini
Penulis: Presisi 1
Jumat, 10 Februari 2023 | 1.545 views
Presisi.co - China diduga terlibat dalam serangan udara dan siber di wilayah udara Amerika Serikat.
Tapi China menyangkal tuduhan Amerika Serikat itu. China mengklaim pesawat tersebut sebenarnya untuk penelitian cuaca sipil.
Tapi militer China tidak memberitahu Kementerian Luar Negeri mereka mengenai masuknya pesawat itu ke wilayah udara AS.
"Kondisi tersebut membuat Presiden Xi Jinping menyerukan adanya peningkatan komunikasi di antara pihak terkait," kata sumber tersebut dikutip Suara.com, jaringan Presisi.co.
Balon pengintai tersebut dikembangkan oleh unit penelitian teknologi luar angkasa di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China yang berafiliasi dengan pemerintah.
"Unit itu juga menerbangkan balon mata-mata ke seluruh dunia, termasuk wilayah udara di atas Selat Taiwan dan Laut China Selatan," jelas sumber terkait.
Banyak teknologi ruang angkasa yang dibangun di China untuk keperluan sektor militer dan sipil, tapi teknologi itu masih dirahasiakan.
Amerika Serikat belum lama ini sedang melacak apa yang diyakini balon pengintai dengan kemampuan terbang tinggi China yang terbang selama beberapa hari di wilayah udara mereka.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Jumat (10/2/2023) malam lalu bahwa mereka sedang ‘mengumpulkan dan memeriksa fakta’ tetapi menegaskan beberapa jam kemudian bahwa balon tersebut adalah pesawat observasi cuaca yang secara tidak sengaja memasuki wilayah udara AS, dan menunjukkan penyesalan atas insiden itu.
Penemuan balon oleh Amerika Serikat menyebabkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mendadak menunda jadwal kunjungannya ke Beijing hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Petinggi China cukup terkejut dengan keseriusan perkembangan yang tidak terduga atas insiden tersebut dan sejak itu mengharuskan operator balon mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Xi secara pribadi.
Sumber itu juga mengatakan bahwa persetujuan dibutuhkan dalam situasi di mana sebuah kapal udara kemungkinan memasuki wilayah udara negara atau wilayah lain di waktu berlangsungnya acara penting dalam jadwal diplomatik. (*)