Studi Kelayakan Proyek Terowongan Gunung Manggah Selesai, Begini Penjelasan Wali Kota Andi Harun
Penulis: Jeri Rahmadani
Kamis, 23 Desember 2021 | 2.621 views
Samarinda, Presisi.co - Studi kelayakan atau feasybility study pembuatan terowongan di kawasan Gunung Manggah telah rampung dikerjakan Pemerintah Kota Samarinda.
Hasilnya, rencana proyek melalui skema tahun jamak (MYC) selama tiga tahun tersebut bisa dilanjutkan dan dimulai pengerjaan fisiknya pada 2022 mendatang.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menerangkan, berdasarkan hasil studi kelayakan yang disampaikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), terowongan dibuat satu arah dari Jalan Sultan Alimuddin (masuk) ke Jalan Kakap (keluar).
"Tinggi dan lebar terowongan 12 meter, panjang totalnya ada 710 meter. Terdiri dari 155 meter inlet masuk terowongan, 260 meter terowongannya. Kemudian bertemu open cut 60 meter, masuk ke tunnel 120 meter. Kemudian ada outlet lagi 115 meter," urai Andi Harun kepada awak media, Rabu, 22 Desember 2021 kemarin.
Ia menyebut, dengan rekayasa lalu lintas seperti itu diharapkan dapat memecah kemacetan di Jalan Otto Iskandardinata (Ottista), hingga penurunan risiko lakalantas di kawasan Gunung Manggah.
Pembuatan terowongan tersebut dijelaskan Andi Harun telah menimbang aspek geologi, geoteknik, dan struktur pembangunan. Pun demikian dengan historis kawasan tersebut yang pernah beberapa kali terjadi longsor, pembangunan terowongan juga dinilai masih dalam taraf aman. Selain itu, terowongan juga telah dipertimbangkan akan ketahanannya terhadap bencana gempa.
"Untuk pembangunan fisik terowongan ini, anggaran yang diperlukan sekitar Rp 419 miliar. Pemkot telah menganggarkan Rp 110 miliar untuk tahap pembangunan tahun depan," jelasnya.
Andi Harun membeberkan, untuk lahan yang digunakan, pemkot memperkirakan akan memerlukan biaya Rp 20 - Rp 30 miliar. Sebelum proses pembangunan dimulai, sosialisasi kepada masyarakat juga akan dilaksanakan.
"Lahannya sudah siap, memang ada di salah satu sisi kita perlu ada pembebasan lahan, kita akan lakukan secara bertahap. Kami sudah siapkan Rp 10 miliar untuk tahun depan," tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa terowongan nantinya memiliki maksimal beban 50 ton kendaraan. Kemudian di atas terowongan tak boleh dibangun apapun kecuali Ruang terbuka hijau (RTH) atau kebun.
"Kesimpulan di hasil studi kelayakan, intinya sangat memungkinkan secara teknis lokasi itu dibangun terowongan. Artinya bisa lanjut. Pembangunan MYC selama tiga tahun, sampai 2024 nanti," pungkasnya. (*)