Kawasan Palaran dan Batu Cermin Jadi Pertimbangan Pengganti Lahan TPA Bukit Pinang Samarinda
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 16 Juli 2021 | 1.161 views
Samarinda, Presisi.co – Kawasan Palaran atau Batu Cermin disebut akan menjadi lahan baru Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah berstandar nasional pengganti TPA Bukit Pinang.
Diketahui, TPA Bukit Pinang di Kecamatan Samarinda Ulu itu sudah melebihi kapasitas. Seharusnya masa pengoperasiannya habis sejak 2013 lalu. Namun, hingga saat ini masih digunakan.
Sebab itu Pemkot Samarinda berencana membuat TPA abadi pengganti TPA Bukit Pinang. Terdekat, kawasan Sambutan akan menjadi TPA sementara atau TPA transit.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani menegaskan, TPA Sambutan merupakan opsi pengalihan terakhir untuk pembuangan sampah di Samarinda. Dengan menimbang TPA Bukit Pinang yang saat ini sudah membeludak.
Nurrahmani mengatakan, masa penggunaan TPA Sambutan hanya dapat berlangsung lima tahun. Sebab, pembuatan lubang pengolahan sampah atau pit di lahan sekitar 30 hektare itu tidak memungkinkan. "Karena badan airnya sudah tertutup, jadi sulit membuat pit baru. Tapi ada orientasi kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengolah sampah plastik jadi bahan bakar minyak (BBM)," ungkap pejabat yang akrab disapa Yama itu, Jumat 16 Juli 2021.
Dia mengungkapkan, perkiraannya itu tak lepas dari kajian yang telah dilakukan. Menurut perhitungannya, dalam sehari setiap orang menghasilkan 0,7 kilogram sampah. Jika dikalkulasikan dengan jumlah penduduk Samarinda yang mencapai 827.994 jiwa, maka dalam sehari sampah di Samarinda dapat mencapai 579 ton. "Apalagi Samarinda kota jasa dan perdagangan. Jadi produksi sampah pasti menumpuk, makanya harus cari opsi TPA lagi," sebutnya.
Ia membeberkan, kawasan Palaran dan Batu Cermin menjadi lokasi yang saat ini menjadi pertimbangan pembuatan TPA baru pengganti dari TPA Bukit Pinang. Di mana dalam pembangunannya akan meminta bantuan dana dari pemerintah pusat. "Dua-duanya lokasi itu memadai, tapi nanti ada perhitungan lagi, seperti dari segi ekonomi dan kepadatan penduduk. Lagi dicari peluangnya. Kami juga sudah studi kelayakan di dua lokasi itu, tapi dicoba memenuhi semua standarnya dulu, karena kalau mau bantuan pusat harus dipenuhi dulu baru bisa dibuat," pungkasnya. (*) Editor: Rizki