Cerita Sembuh dari Covid-19: Menonton Drama Korea untuk Naikkan Imun dan Jaga Pikiran Selalu Riang
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Sabtu, 10 Juli 2021 | 1.081 views
Balikpapan, Presisi.co – Rasa rindu dengan kampung halaman sudah memenuhi dada Krisal Putra, 22 tahun. Seorang pekerja di salah satu start up di Jogyakarta. Idulfitri merupakan kesempatannya untuk bertemu keluarga, meski saat itu pemerintah telah melarang tradisi mudik. Namun dirinya berhasil pulang ke kampung halamannya di Aceh.
Sebelum berhasil menginjakkan kaki di Aceh, ia harus melakukan transit terlebih dahulu di kota lain. Saat itu, ia memilih Pekanbaru. Dua hari di Pekanbaru, Krisal menyempatkan diri bertemu dengan kawan lamanya. Seperti anak muda pada umumnya, ia berbincang sambil menikmati kudapan di kedai kopi. Namun saat itu, ia dan kawan-kawan tidak menggunakan masker. “Ketika ngobrol, ada salah satu teman yang bilang kalau tenggorokannya seperti tidak terasa dan tidak nikmat ketika makan. Akhirnya dibecandain kena corona. Saat itu aku tidak terlalu takut. Soalnya ia bilang nafsu makannya masih tinggi,” ujar Krisal kepada Presisi.co.
Ia pun melanjutkan perjalanan mudiknya ke Aceh. Hingga Lebaran tiba, ia tidak mengeluhkan apa-apa. Namun, saat Lebaran itu kakaknya merasa demam. Begitu juga dengan tantenya. Lima hari berselang, Krisal kembali berkumpul dengan kawan-kawannya. Malamnya, ia mulai merasa meriang dan demam. Namun tidak berpikiran bahwa ia terpapar Covid-19. Ia hanya mengira bahwa penyakit asam lambungnya sedang kumat. Ia pun mengkonsumsi paracetamol untuk meredakan demam.
Tepat pada 22 Mei 2021, ia melakukan rapid test antigen karena hendak kembali ke tanah rantau. Saat itu hasil menunjukkan kalau dirinya positif Covid-19. Walhasil, tiket pesawat pun dibatalkan dan ia harus menjalani isolasi mandiri. Ia tidak merasakan gejala berat. Tapi ia merasa sakit di bagian pinggang, meriang, pusing dan hilang indera perasa.
Selama menjalankan isolasi mandiri, ia mengaku tidak terlalu ambil pusing mengenai penyakit yang sedang diembannya. Sebab, jika terlalu sering dipikirkan, menurutnya akan menurunkan imun. “Selama isolasi mandiri, saya minum Imboost dan You-C 1000, berjemur, minum obat, olahraga kecil-kecilan, dan nonton drama korea. Waktu itu ada Vicenzo. Jadi menonton itu saja biar tidak stres,” terangnya.
Masyarakat di sekitar rumahnya tidak terlalu ambil pusing mengenai dirinya yang sedang isolasi mandiri. Namun tidak dimungkiri, ada beberapa tetangga yang juga merasa takut terpapar. Tapi hal itu tidak terlalu dipikirkan Krisal.
Saat ini, ia masih bisa bersyukur lantaran telah diberikan kesembuhan. Di sisi lain, ia juga belajar untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Sebab, tidak dimungkiri risiko terpapar Covid-19 juga bisa menimpa anak muda.
Krisal berpesan kepada semua orang, bahwa selama menjalankan perawatan, harus yakin bisa sembuh. Maksimalkan konsumsi obat dan menjaga suasana hati agar terus merasa senang. “Sementara untuk orang di luar sana yang masih tidak peduli, bayangkan saja ketika orang terdekatmu harus pergi karena kesalahanmu yang tidak mau menerapkan protokol kesehatan,” urainya. (*) Editor: Rizki