search

Daerah

Beruang Madu BalikpapanKawasan Wisata Pendidikan Lingkungan HidupKWPLH Balikpapan Butuh Bantuan DanaRahmad Mas'udIsran Noor

Pengunjung KWPLH Balikpapan Sepi, Butuh Bantuan Dana untuk Biaya Operasional

Penulis: Nur Rizna Feramerina
Jumat, 04 Juni 2021 | 1.003 views
Pengunjung KWPLH Balikpapan Sepi, Butuh Bantuan Dana untuk Biaya Operasional
Beruang madu di KWPLH Balikpapan. (dokumentasi Yayasan Pronatura).

Balikpapan, Presisi.co - Di Balikpapan, para wisatawan lokal maupun mancanegara bisa menemui maskot Balikpapan, beruang madu di Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH). Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Km 24, tempat wisata yang merawat enam beruang madu ini pengunjungnya menurun selama pandemi.

Disebutkan Nunik, ketua Yayasan Pronatura yang mengelola KWPLH, penyebab penurunan pengunjung karena mengikuti anjuran Pemkot Balikpapan membatasi waktu operasional. "Kami tidak mau ada klaster KWPLH," jelas Nunik, Kamis 3 Juni 2021.

Selama pembatasan ini, hanya ada sekitar 50 pengunjung. Sedangkan sebelum pandemi, bisa mencapai 100 orang per hari.

Akibatnya pendapatan mereka menurun lebih dari 50 persen. Padahal, selama ini KWPLH mengandalkan donasi pengunjung keberlangsungan operasional. "Kami sediakan kotak donasi karena kita tidak ada tiket masuk," jelas Nunik.

Selama ini, banyak donasi dari luar negeri. Baik dari yayasan maupun dari wisatawan mancanegara. Dibeberkan Nunik, donasi yang didapatkan bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Namun donasi-donasi ini tidak dapat menutup semua kebutuhan KWPLH. Dalam setahun, biaya pakan dan obat-obatan Beruang Madu mencapai Rp 360 juta. Belum lagi biaya listrik, kebersihan, perbaikan sarana dan prasarana di KWPLH. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan tersebut, KWPLH membutuhkan biaya hingga Rp 1,9 miliar. "Itu saja sangat mepet," ujarnya.

Nunik berharap, perusahaan-perusahaan di Balikpapan bisa berkontribusi untuk keberlangsungan KWPLH.

Pernah suatu waktu, kata Nunik, ada perusahaan tambang yang memberikan donasi ke KWPLH. Namun hanya sekali. "Kami ngos-ngosan juga. Saya harap mereka mau kerja sama berkelanjutan," harap Nunik.

Belum Serah Terima Aset

Sesuai Undang-Undang 23/2014, seluruh kawasan hutan lindung di bawah Dinas Kehutanan Kaltim. Sejak 2016, Yayasan Pronatura sudah menandatangani MoU dengan Pemprov Kaltim. Tahun ini merupakan tahun terakhir kesepakatan antara Pemprov Kaltim dengan Yayasan Pronatura. Namun, hingga kini KWPLH tak kunjung mendapatkan suntikan dana. "Dari Pemprov Kaltim belum ada dana. Sedang diupayakan. Kalau dari Pemkot Balikpapan memang tidak ada anggaran karena tidak berwenang membiayai," lanjut Nunik.

Sekretaris Eksekutif Yayasan Pronatura, Uvang Permana mengakui, Pemprov Kaltim belum menganggarkan karena aset KWPLH belum diserahterimakan dari Pemkot Balikpapan ke Pemprov Kaltim. "Sampai 2016 dananya dari APBD Balikpapan. Namun lima tahun ini mungkin pemprov belum menanggarkan," ucap Uvang.

Dengam demikian, saat ini KWPLH mengharap uluran tangan dermawan untuk keberlangsungan perawatan maskot Balikpapan ini. KWPLH tengah menyiapkan proposal untuk diajukan ke perusahaan-perusahaan. Di sisi lain, KWPLH berharap Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dapat memberikan dampak baik bagi KWPLH. (*)

Editor: Rizki