search

Daerah

Forum Bisnis HIPMI BPC HIPMI SamarindaBank Syariah Indonesia SamarindaAris Nur HudaUMKM di SamarindaPengusaha Muda di SamarindaHaji Rasyid

Buka Akses Permodalan, HIPMI Samarinda Gandeng Presisi.co Gelar Forum Bisnis Bersama BSI

Penulis: Presisi 1
Kamis, 15 April 2021 | 821 views
Buka Akses Permodalan, HIPMI Samarinda Gandeng Presisi.co Gelar Forum Bisnis Bersama BSI
Tangkapan layar forum bisnis yang digelar BPC HIPMI Samarinda bersama BSI Samarinda untuk puluhan pengusaha muda di Samarinda. (dokumentasi pribadi)

Samarinda, Presisi.co – Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Samarinda menggelar forum bisnis untuk para pengusaha muda di Kota Tepian. Bank Syariah Indonesia (BSI) Samarinda hadir menjadi pembicara utama. Virtual meeting yang diikuti puluhan pengusaha Samarinda ini turut didukung oleh media siber Presisi.co.

Sekretaris Umum BPC HIPMI Samarinda Aris Nur Huda mengatakan, forum bisnis ini bermula dari pertemuan antara pengurus BPC HIPMI Samarinda dengan manajemen BSI Samarinda beberapa waktu lalu. Anjangsana itu sebagai bentuk sinergi antara pengusaha muda dan perbankan yang ada di Kota Tepian. Kemudian disepakati menggelar forum bisnis untuk memfasilitasi pengusaha muda dengan segmen UMKM di Samarinda.

“Dengan forum bisnis ini kami berharap pengusaha muda Samarinda mendapat informasi soal kemudahan akses permodalan. Ke depan kami tetap jalin komunikasi,” papar mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.

Hadir sebagai pembicara Priyo dari BSI Samarinda. Ia menjelaskan beberapa produk dari BSI yang dapat diakses para pengusaha UMKM di Samarinda. Dijelaskannya, untuk bisnis usaha mikro, ada program dengan limit pembiayaan modal usaha dan investasi sampai dengan Rp 200 juta. Jangka waktunya sampai lima tahun.

“Margin spesial dengan kepastian angsuran selama jangka waktu pembiayaan,” sebutnya.

Kemudian untuk pembiayaan KUR, lanjutnya, limit pembiayaan modal usaha dan investasi sampai dengan Rp 500 juta. Jangka waktu sampai lima tahun. Margin spesial dengan kepastian angsuran selama jangka waktu pembiayaan.

“Syaratnya tidak adanya pembiayaan produktif yang aktif,” sebutnya. (*)

Editor: Rizki