Wastra Indonesia dari IKN untuk Nusantara Jadi Pembuka Virtual Kaltim Fest 2021
Penulis: Jeri Rahmadani
Minggu, 10 Januari 2021 | 1.069 views
Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pariwisata (Dispar), gencar memperkenalkan potensi destinasi dan kebudayaan Kaltim yang beragam dan selalu menarik untuk dikunjungi.
Meski masih bergelut dengan pandemi, bukan berarti persiapan menyambut status baru sebagai ibu kota negara (IKN) ikut berhenti. Dengan terbatasnya pertemuan tatap muka, Dispar Kaltim mampu merangkul puluhan desainer dalam negeri lewat pertemuan virtual untuk mengupas lebih dalam tentang Wastra Indonesia dari IKN untuk Nusantara.
Berkumpulnya para desainer ternama tanah air ini sendiri merupakan rangkaian Virtual Visit Kaltim Fest (VKF) Seri Pertama yang dilaksanakan bersamaan dengan HUT ke-64 Kaltim.
Kadispar Kaltim Sri Wahyuni juga Founder Borneo Fashion Bration (BFB), Anas Magfur, Muhammad Raffi Alfah Rezi yang merupakan designer termuda, Designer Jakarta Indah serta Designer Jambi Edyfa dan puluhan desainer lain yang tesambung secara langsung melalui Aplikasi Zoom, Minggu (10/1/2020).
Untuk diketahui bahwa "wastra" merupakan kain tradisional yang sarat akan makna di masing-masing daerah di Nusantara, dan memiliki nilai filosofi dan sejarahnya sendiri.
Dikatakan Sri Wahyuni, pembinaan terhadap kelompok para pengrajin di Kaltim memang harus dilakukan, terutama yang bergerak di bidang fashion, agar Wastra Kaltim sebagai IKN benar-benar hadir untuk Indonesia.
"Itu melalui Dekranasda, ada kelompok-kelompok pembinaan untuk pelaku usaha fashion. Ini barangkali yang harus digaungkan agar, pelaku usaha yang tadinya mandiri akan lebih bisa berkembang kalau dia bergabung didalam komunitas-komunitas ini dan mengikuti pelatihan. Sehingga dia mendapatkan pengalaman yang baik," jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Sri Wahyuni juga menerangkan alasan utama pihaknya merangkul BFB pada VKF Seri Pertama di awal Tahun 2021 ini.
"Karena fashion merupakan salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang berpeluang untuk dikembangkan di Kaltim," terangnya.
BFB Sendiri dijelaskan Anas Mahgfur hadir untuk menaikkan industri fashion di Kalimantan. Anas sapaan karibnya berharap, industri ini bisa tumbuh dan berkembang serta diterima oleh masyarakat luas.
"Ada sekitar 50an desainer dari berbagai kota. Ada dari Jambi, Jakarta, Palembang, Lampung, itu luar biasa responnya. Meskipun pada akhirnya ada beberapa kota yang terkendala terkait prosesnya," terang Anas.
Disamping itu, BFB dikatakan Anas dapat menjadi wadah jejaring pengembangan industri fashion, khusunya pada organisasi maupun agensi fashion di Indonesia untuk dapat merapatkan gerak.
"Karena saya punya industri fashion, dan terkait ini fokusannya adalah produk fashion itu sendiri, bukan pada Modeling School. Dan mengaplikasikan 'trend fashion' agar industri fashion di Kaltim dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat," ungkapnya.
Dalam pertemuan ini pula, beragam busana berbahan kain khas Kaltim seperti Sarung Samarinda, Ulap Doyo, Badong Toncep, Kriong, Sulam Tumpar, Batik Bontang, Batik Kutai Timur, Batik Samarinda, Batik Balikpapan sengaja ditampilkan sebagai bentuk Wastra yang dimiliki Benua Etam.
Virtual VKF pada tahun 2021 akan dibagi kedalam Tiga(3) seri yang terdiri dari Seri Pertama yaitu Borneo Fashion Bration (BFB), Seri Kedua Festival Sangkulirang dan Seri Ketiga yaitu seri Tiga Danau.