Dampak Pandemi, Perayaan Tahun Baru Dilarang, Penjualan Terompet Ikut-ikutan Merosot
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Rabu, 23 Desember 2020 | 730 views
Samarinda, Presisi.co - Di tahun-tahun sebelumnya, masyarakat masih bisa merayakan tahun baru dengan berkumpul bersama teman, keluarga, bahkan berkumpul di satu titik untuk melakukan hitungan mundur ditemani riuh kembang api dan suara terompet.
Namun, berbeda dengan tahun baru saat ini, banyak tempat wisata, hotel dan acara-acara yang berpotensi menyebabkan kerumunan ditiadakan oleh Pemerintah. Hal ini tentu untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang saat ini masih mewabah di Indonesia.
Dengan hal tersebut penjualan terompet dalam kondisi pandemi Covid-19 mengalami penurunan. Hal inilah yang dirasakan oleh salah satu penjual terompet di kawasan Pasar Pagi, Samarinda.
Menurutnya, penjualan terompet terbilang sepi. Walaupun penghasilan yang didapatkan tidak menentu, tetapi ia menegaskan dalam sehari pasti ada saja pelanggan yang membeli.
“Sepi, pendapatan biasanya tidak tentu, kadang banyak kadang tidak,” ujarnya pada Rabu (23/12/2020).
Terompet-terompet yang ia jual pun beragam harganya, mulai dari Rp 5.000 per buah hingga Rp 10.000 per buah. Kemudian, terompet-terompet yang ia jual pun terkadang berdasarkan pesanan. Sehingga distributornya bisa menyiapkan.
“Sesuai pesanan, kalau kita minta kadang ada kadang tidak ada,” jelasnya.
Menurutnya, penjualan di akhir tahun 2020 tidak dapat diprediksi karena adanya pandemi, selain itu ia beranggapan musim hujan pun menjadi pengaruh penjualan karena mungkin banyak pelanggan yang tidak dapat keluar rumah membeli terompet.
Sementara itu, Pemerintah telah mengimbau masyarakat melalui surat edaran yang telah ditetapkan pada 21 Desember lalu.