Perlu Dikenali, 3 Tahap Kondisi Kesehatan Mental yang Dialami Saat Masa Pandemi
Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 13 Desember 2020 | 857 views
Presisi.co - Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, orang-orang yang melakukan karantina sejak penyebaran wabah Covid-19 mengungkapan mereka meraskan berbagai dampak emosional. Sebut saja mudah marah, stres, kesulitan tidur, kebingungan, frustrasi, bosan, takut, hingga depresi.
Kemudian, dr. Leonardi Goenawan, Sp, KJ yang merupakan dokter spesialis kedokteran jika di Rumah Sakit Pondok Indah dan Bintaro Jaya mengatakan sebagian besar orang akan menghadapi tiga tahapan kondisi kesehatan mental dalam menjalani masa pandemi, antara lain:
1. Tahap kekacauan atau disrupsi
Pergantian rutinitas yang menyebabkan hilangnya kebebasan serta-merta mengubah aktivitas seseorang. Hal ini semakin diperburuk dengan macam-macam informasi dari sumber-sumber yang belum tentu valid. Tak sedikit orang yang pada akhirnya merasakan kecemasan tinggi karena takut tertular, sukar berkonsentrasi, sampai sulit makan dan tidur. Pada tahap ini, kondisi orang-orang yang mempunyai penyakit kronis pun akan semakin parah.
2. Tahap ketidakpastian dan kebingungan
Memasuki tahap ini, seseorang mulai mengalami kelelahan mental karena tak kunjung mendapat kepastian, terutama kalau sebelumnya kehilangan sumber penghasilan maupun orang-orang yang mereka sayangi. Menurunnya kualitas hidup dan sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari tak jarang mendorong beberapa orang menjadikan kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, hingga penyalahgunaan obat-obatan sebagai pelarian.
3. Tahap menerima standar era Normal Baru
Ketika sanggup melampaui tahap-tahap sebelumnya, seseorang secara perlahan dan pasti akan menerima kondisi yang sedang terjadi. Termasuk diantaranya mengikuti perubahaan kebiasaan dan protokol kesehatan yang diberlakukan pada era New Normal. Dalam tahap ini pun orang-orang sudah terbiasa menjalani rutinitas stay at home, gaya hidup back to basic yang dinilai lebih menyehatkan, mengoptimalkan perangkat elektronik, dan membentuk kebersamaan dengan mereka yang senasib.
Masing-masing orang tentunya mempunyai ketahanan berbeda dalam menghadapi masa pandemi. Ada yang mampu melewati tahap-tahap kondisi kesehatan di atas karena memiliki support system, ada juga yang memerlukan bantuan. Mengenali kemampuan diri dianggap dapat membantu dalam beradaptasi dan bertahan sampai pandemi berakhir.