Jalan Poros Baru Tenggarong-Ibu Kota Negara Jadi Prioritas Pemkab Kukar, Jaraknya Hanya 70-80 KM
Penulis: Awaluddin
Senin, 23 November 2020 | 871 views
Tenggarong, Presisi.co - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Kartanegara (Kukar) Wiyono mengataka bahwa Pemkab Kukar prioritaskan pembukaan jalan poros baru yang menghubungkan ibukota kabupaten di Kecamatan Tenggarong ke Ibukota baru negara. Jalan itu nantinya dapat memangkas jarak secara signifikan dari jalan poros yang ada.
“Saat ini akses kita ke rencana ibukota baru itu hanya satu jalur lewat pinggir sungai Mahakam di Loa Kulu dan Loa Janan, kemudian belok kanan tembus Tahura Samboja. Total perjalanan memperlukan waktu 4 jam,” ujar Wiyono.
Wiyono menjelaskan nantinya rencana jalan poros baru ini hanya memerlukan jarak 70-80 km saja untuk menghubungkan Tenggarong ke lokasi ibukota baru. Dari rencana jalan itu, 33 km jalan dari Tenggarong ke Desa Jonggon telah disemenisasi.
Pemkab Kukar berencana membuka jalan dari Desa Jonggon ke lokasi ibukota baru. Wiyono menjelaskan bahwa lokasi rencana jalan ini berada di lokasi perkebunan perhutani milik negara.
“Lokasi jalan ini kan masuk perkebunan yang tanahnya punya negara. Tapi kalau negara berkehendak dalam hal ini bisa untuk membebaskan tanahnya. Karena kewenangan berada di pusat,” terang Wiyono.
Wiyono berharapa dapat dukungan dari pusat dalam pembukaan jalan poros baru ini. Urgensi jalan dari Tenggarong ke ibukota negara untuk memberikan daya saing lebih, karena akses yang ada memerlukan jarak dan waktu yang lebih lama.
Apalagi di lokasi Ibu Kota Baru akan mulai dibangun bangunan fisik seperti kantor kepresidenan, kementerian dan sebagainya. Dari proyek-proyek ini banyak pekerja yang berdatangan membutuhkan suplai bahan-bahan makanan dan lainnya.
Selain itu dengan jalan poros baru ini juga dapat memperpendek jarak dari Kubar ke Tenggarong. Akses jalan dari Kubar yang biasa lewat Samboja dapat dipotong langsung ke Tenggarong.
“Dengan adanya jalan poros baru ini, pembangunan IKN kita tidak mau hanya menjadi penonton. Kita bisa menjadi penyuplai kebutuhan pekerja di IKN. Apalagi lokasi Desa Jonggon sendiri adalah wilayah pertanian,” pungkas Wiyono.