Corona Masih Mengancam, 1 PDP Meninggal di Paser Dinyatakan Positif
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 24 Juni 2020 | 2.538 views
Kaltim, Presisi.co – Potensi penularan pandemi Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hendaknya membuat pemerintah dan warga untuk tetap waspada. Utamanya, dalam hal mendisiplinkan diri dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
Keinginan sejumlah daerah di Kaltim untuk menerapkan tatanan normal baru memang tak dapat dihindari. Meski demikian, waktu pelaksanaan serta sektor yang dapat dilanggarkan harus tetap dipertimbangkan dengan matang, agar penyebaran kasus corona ini tak lagi mengancam.
“Pandemi ini akan lama prosesnya. Mungkin bisa bertahun diantara kita. Dari sekarang, warga benar-benar harus bisa mebiasakan dan mendisiplinkan diri menerapkan protokol Covid-19, kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim Andi M Ishak kepada awak media saat menggelar konferensi pers virtual, Rabu (23/6/2020) petang.
Berdasarkan update perkembangan kasus Covid-19 yang dikirimkan oleh masing-masing daerah ke tim Gugus Tugas Covid-19 Kaltim, tercatat ada tambahan 9 orang yang dinyatakan positif corona.
“Masing-masing kasus berasal dari Berau 1 kasus, 2 orang di Balikpapan, dari Paser ada 4 positif dan 2 kasus dari Kutai Barat,” ungkap Andi, hingga kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kaltim saat ini berjumlah 456 kasus.
Lanjut dikatakan Andi, dari empat kasus positif tambahan yang berasal dari Kabupaten Paser, 1 kasus diantaranya dinyatakan meninggal pada Kamis (18/6) sekitar pukul 03.18 wita. Sementara, hasil uji specimen swab terhadap pasien tersebut, baru diterima hari ini.
“Yaitu PSR 23 perempuan 48 tahun. Semula ditetapkan sebagai PDP dengan keluhan sesak nafas dan penyakit penyerta diabetes melitus dan dirawat di RS Panglima Sebaya sejak 16 Juni.
Dengan begitu, lanjut Andi jumlah kasus yang dinyatakan meninggal akibat positif Covid-19 di Kaltim saat ini, adalah sebanyak 6 orang.
Sementara, untuk kasus yang dinyatakan sembuh. Turut dilaporkan Andi bertambah 10 kasus. Masing-masing berasal dari Berau 1 kasus, 2 orang masing-masing di Kukar, Kutim dan Samarinda serta Balikpapan 3 kasus.