search

Hukum & Kriminal

Legalisasi GanjaBNN SamarindaGanja

BNN Samarinda Amankan Tiga Tersangka Pengedar Ganja 1,5 Kg, Salah Satunya Mahasiswa

Penulis: Siaran Pers
Rabu, 24 Juni 2020 | 814 views
BNN Samarinda Amankan Tiga Tersangka Pengedar Ganja 1,5 Kg, Salah Satunya Mahasiswa
BNN Samarinda saat menunjukkan barang bukti narkotika jenis ganja seberat 1,5 Kg.

Samarinda, Presisi.co - Peredaran Narkotika jenis Ganja di Kalimantan Timur (Kaltim) utamanya Samarinda semakin mengkhawatirkan. Terbukti dengan upaya penggagalan pengiriman ganja dari Medan, Sumatera Utara yang berhasil di lakukan oleh BNN Provinsi Kalimantan Timur dan BNN kota Samarinda.

Pengiriman ini sendiri, diketahui diatur oleh seorang bandar berinisial AD yang berdomisili di Kalimantan Utara (Kaltara) dan H yang berdomisili di Samarinda. Dari hasil ungkap kasus ini turut diamankan 3 orang sebagai penerima paket H (26) JJ (20) dan AR (24) dengan barang bukti narkotika jenis ganja kurang lebih 1.500 g.

Untuk mengelabui para petugas, tersangka mengirim barang haram tersebut ke dua alamat berbeda, salah satunya dikirim ke Kedai Kopi yang ada di kawasan Samarinda Ulu pada Mei lalu.

"Peminat ganja mahasiswa angkanya tinggi. Karena itu, kami BNN menolak tegas upaya rencana legalisasi ganja di Indonesia seperti yang dilakukan di negara Eropa," kata Plt Kepala BNNK Samarinda Halomoan Tampubolon, Rabu, (24/6).

Dia menjelaskan, kandungan ganja di Indonesia berbeda dengan yang beredar di Eropa atau Amerika Serikat (AS). Ganja di Indonesia disebutnya mengandung zat kimia tetrahydrocannabinol (THC) yang tinggi. Sedangkan di Eropa dan AS, lebih ke zat cannabidiol (CBD). THC diyakini mengandung psikoaktif sedangkan CBD tidak.

"Kalau ganja di Indonesia mengandung THC tertinggi di dunia sehingga dampaknya ke syaraf. Kalau di Eropa, tidak. Mereka juga ditanam di rumah kaca, dan sudah semacam hasil genetika," katanya.

Sehingga, sambung dia, ganja asal Indonesia memiliki daya rusak yang luar biasa. Sementara untuk peminat ganja di Kalimantan Timur utamanya Samarinda diakuinya, ada pada kalangan anak-anak muda seperti pelajar dan mahasiswa. Bahkan hasil pemeriksaan awal terhadap tersangka penerima paket ganja ini, mereka saling mengenal karena dari satu kampuş yang sama.

“Jadi antara bandar dan penerima paket ini, dulu satu kampus yang sama dan satu organisasi teather yang sama"paparnya. Karena itu, pihaknya berharap, sebagai upaya pencegahan narkoba, lembaga pendidikan di Kalimantan Timur seperti Perguruan Tinggi dan sekolah semakin meningkatkan kerjasama dengan BNN Kota Samarinda maupun BNN Kalimantan Timur dalam bentuk kegiatan sosialisasi maupun screening tes urine.

"Generasi ini harus bebas dari narkoba.” Pungkasnya