Pesantren dan Panti Asuhan di Kutim Terima Bantuan Sembako dari KPC-YPPSB
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 17 Juni 2020 | 1.660 views
Kutait Timur, Presisi.co - Distribusi bantuan sembako untuk warga terdampak Covid-19, kembali dilakukan PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB). Kali ini digelar dalam dua hari, Selasa – Rabu (16-17/6/2020), sebanyak 500 paket sembako.
Pada distribusi sembako tahap ketiga ini, KPC-YPPSB tidak hanya berfokus kepada warga perorangan, namun juga kepada empat pesantren dan dua panti asuhan. Empat pesantren itu antara lain, Pesantren Daarussolah, Darul Khairat, Hubbul Wathon dan Nurul Ihsan. Sementara dua panti asuhan, yakni Panti Asuhan Istiqomah dan Raudhatul Jannah.
Ustadz Sapri Yusih, Pembina Pondok Pesantren Darul Khairat menyatakan, 18 paket sembako yang diterimanya sangat bermanfaat bagi 38 orang santri yang bernaung di pesantrennya.
“Kami membina sebanyak 38 orang santri. Aspek pembinaan lebih pada peningkatan keagamaan dan kewirausahaan. Saya rasa kontribusi dari KPC ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kami. Terima kasih dan semoga operasi KPC lancar terus,” kata Ustadz Sapri.
Hal senada disampaikan Ustadz Hanafi, Pembina Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Sangatta Utara. Hanafi menyampaikan rasa Syukur dan terima kasih kepada KPC, atas perhatian perusahaan kepada para santrinya.
“Anak didik kami di sini ada 35 orang. Kami semua menyampaikan rasa Syukur dan terima kasih kepada KPC, serta mendoakan semoga manajemen dan karyawan KPC tetap sehat, serta dilindungi oleh Allah dan usahanya tetap lancar,” kata Ustadz Hanafi.
Hingga saat ini, KPC telah mendistribusikan bantuan sembako kepada 2,048 kepala kelurga korban Covid-19, di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Bantuan tersebut berisi beras, telur, gula pasir, minyak goreng, mie instan dan teh celup.
General Manager External Affairs and Sustainable Development (GM ESD) KPC Wawan Setiawan menyatakan, sasaran penerima bantuan KPC dan YPPSB adalah para korban Covid-19. Mereka yang sebelumnya berdaya secara ekonomi, menjadi tidak berdaya karena adanya Covid-19 ini.
"Mereka yang sebelum Covid-19 berdaya secara ekonomi, tapi sekarang tidak berdaya lagi. Kelompok masyarakat ini yang menjadi perhatian kami," kata Wawan.
Mereka yang masuk dalam golongan ini adalah penjual pentol di sekolah, tukang jualan keliling, tukang urut (bekam), marbot mashid, ojek pangkalan, supir angkutan umum, tukang cukur rambut, korban PHK, tukang sol sepatu dan lainnya.