search

Daerah

PPNIDampak CoronaKaltara

Pita Hitam di Lengan Kanan Perawat, Tanda Duka Bagi Pahlawan Kemanusiaan yang Gugur Akibat Corona

Penulis: Yusuf
Kamis, 16 April 2020 | 1.670 views
Pita Hitam di Lengan Kanan Perawat, Tanda Duka Bagi Pahlawan Kemanusiaan yang Gugur Akibat Corona
Nampak sejumlah perawat mengenakan pita hitam di lengan kanan sebagai tanda duka bagi rekan sejawat mereka yang wafat akibat corona

Kaltara, Presisi.co – Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Kalimantan Utara (Kaltara) turut berduka setelah 10 orang tenaga medis di Indonesia turut menjadi korban selama menjalankan tugas dalam merawat pasien yang terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Duka yang ditujukan bagi ‘Pahlawan Kemanusiaan’ selama pandemi ini, ditunjukkan PW PPNI Kaltara dengan menerbitkan edaran untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan para perawat yang tersebar di seluruh fasilitas kesehatan di Kaltara.

Ketua DPW PPNI Kaltara Abdul Rahman saat dikonfirmasi melalui pesan instan menyebut aksi solidaritas bagi rekan sejawat mereka yang wafat selama bertugas itu, dilakukan sejak 10 hingga 16 April 2020 ini.

“Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya dan memberi penghormatan setinggi-tingginya untuk Pahlawan Kemanusian, rekan sejawat kami atas komitmen dan dedikasinya yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Abdul Rahman, Rabu (15/4/2020) kemarin.

Melalui intruksi DPW PPNI Kaltara bernomor 165/DPW.PPNI/SE/K.S/IV/2020, para perawat di Kaltara diminta untuk tetap memberikan layanan kesehatan terbaik kepada seluruh masyarakat.

“Dengan semangat tulus dan ikhlas. Utamakan keselamatan diri dan masyarakat sesuai dengan doktrin sumpah profesi perawat Indonesia di tengah keterbatasan saran dan prasarana yang ada saat ini,” kutip Presisi, berdasarkan intruksi yang diterbitkan di Tanjung Selor pada 10 April 2020 lalu.

Disinggung soal ketersediaan alat pelindung diri (APD) para tenaga medis yang ada di Kaltara, Rahman sapaan karibnya mengaku bahwa ketersediaan APD di provinsi termuda di Indonesia ini masih cukup.

“Alhamdulillah, sampai hari ini (kemarin) APD masih cukup, sambil menunggu bantuan,” terangnya.