search

Daerah

KSOP SamarindaCovid-19samarindaCorona

Cegah Sebaran Corona, KSOP Desak Pemkot Samarinda Batasi Masuknya Penumpang dari Jalur Laut

Penulis: Putri
Selasa, 31 Maret 2020 | 1.627 views
Cegah Sebaran Corona, KSOP Desak Pemkot Samarinda Batasi Masuknya Penumpang dari Jalur Laut
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Samarinda Dwi Yanto

Samarinda, Presisi.co - Pembatasan penumpang manusia dari luar Samarinda mulai dilakukan di pelabuhan Kota Tepian. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Samarinda Dwi Yanto, Selasa (31/3/2020).

Berdasarkan hasil rapat dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), pembatasan manusia juga dilakukan terutama yang dari Balikpapan menuju Samarinda.

"Kalau hubungannya dengan laut, saya jelaskan bahwa kapal penumpang yang ada di Samarinda hanya tujuan ke Pare-Pare dan dari Pare-Pare saja," kata Dwi yang ditemui di ruang kerjanya.

Dwi mengatakan, jika memang perlu pembatasan, atau tidak boleh ada penumpang, seyogyanya dari pihak pemerintah daerah memberi ketegasan.

"Entah walikota atau gubernur, menghimbau kepada operator untuk tidak mengangkut penumpang dulu," pintanya.

Ia menjelaskan bahwa kapal-kapal yang datang ke pelabuhan Samarinda bukan spesifik untuk kapal penumpang. Melainkam Kapal Roro yang membawa logistik.

"Jika kapalnya distop, nanti menjadi masalah bagi logistik di Samarinda sendiri, makanya hanya mengatakan penumpangnya saja," tambahnya.

Dwi juga meminta pemerintah untuk menghimbau masyarakatnya agar tidak mondar-mandir di pelabuhan, dan tidak melakukan perjalanan ke Pare-Pare.

"Juga yang dari Pare-Pare untuk tidak ke Samarinda dulu," lanjutnya.

Dwi mengaku, pemerintah masih belum memberikan batasan maksimum soal penumpang manusia dalam kapal Roro. Disinggung soal jika ada pembatasan penumpang manusia, kemudian beberapa masyarakat sudah terlanjur memesan tiket namun harus dibatalkan karena pembatasan tersebut, Dwi menyampaikan pihak operator yang akan menyelesaikan.

"Kita hanya mengawal di lapangan untuk mencari solusi-solusi yang terbaik," jelasnya.

Saat ini ada 4 kapal yang beroperasi dengan 3 operator dan berasal dari Pare-Pare. Dwi menyampaikan lagi, dalam seminggu ada dua hingga tiga kapal yang bersandar ke pelabuhan Samarinda.

"Jadi jadwalnya tidak tentu, beda-beda," sambungnya.

Hingga minggu depan, kata Dwi lagi, masih ada kapal yang akan ke Samarinda. Bahkan hingga besok, masih ada kapal yang datang dan kapal berangkat ke Pare-Pare.

"Tindakan pencegahan yang dilakukan KSOP, kita akan adakan dengan pihak Pelindo dan kesehatan pelabuhan yaitu cuci tangan dengan menggunakan beberapa bak yang ada kerannya, di taruh di depan kantor KSOP, jadi yang datang harus mencuci tangannya terlebih dahulu," jelasnya.

Terkait kapal asing sudah lama diatur dan ditata dengan instansi terkait. Baik dari imigrasi kemudian dari kesehatan pelabuhan sendiri, bahwa tidak ada pergantian kru di Samarinda.

"Kemudian kita sudah ngobrol dengan pengelola STS sendiri, jadi untuk informasi dari pusat juga sudah ada tentang pengaturan send-on send-off, semua ada SOP-nya supaya dia juga tidak terpapar, kemudian tidak ada kru turun di Samarinda juga. Itu sudah kita tata jauh-jauh hari sebelum kondisi ini," terangnya.

Ia juga menegaskan dari daerah mana pun pihak operator selalu diperiksa. Dwi menyampaikan lagi, baik ketika operator masuk ke area STS (Ship to Ship), akan segera di cek terlebih dahulu.

"Semuanya dan tidak diperbolehkan turun, even ada masalah apapun kita tidak diperbolehkan turun dan tidak ada penggantian kru di Samarinda," tegasnya.

Kembali Dwi menyampaikan pembatasan penumpang masih menunggu surat dari pemerintah daerah.

"Mudah-mudahan suratnya sudah segera di tandatangani oleh Pak Walikota, kita menunggu itu saja," pungkasnya.