search

Daerah

Banjir di Samarinda, Warga Mengungsi ke Masjid Pemerintah Belum Turunkan Bantuan

Penulis: presisi2
Rabu, 15 Januari 2020 | 690 views
Banjir di Samarinda, Warga Mengungsi ke Masjid Pemerintah Belum Turunkan Bantuan
Sejumlah warga Samarinda yang terdampak banjir, memilih mengungsi di pelataran masjid.

Presisi – Banjir yang melanda di sejumlah kawasan Kota Samarinda mengakibatkan banyak warga yang akhirnya mengungsi hingga kekurangan bahan makanan dan obat-obatan.

Seperti yang diungkapkan oleh Dewi Sari, korban banjir yang bermukim di Jalan Terong, Bengkuring pada Rabut (15/1) kemarin, sejak banjir melanda belum juga ada bantuan baik dari pemerintah maupun kelompok-kelompok peduli masyarakat yang singgah ketempatnya.

"Semua beli sendiri mas," ucap Dewi saat dijumpai siang tadi.

Berharap adanya bantuan, utamanya pempers anak kecil, makanan siap saji, air bersih dan stok obat-obatan hingga pembalut, Dewi menyebut bersama beberapa warga lainnya, mereka akhirnya harus mengungsi di pelataran Masjid Al Muhajirin.

"Di sini banyak anak kecil,nggak ada makanan, banyak nyamuk. Biar nasi satu bungkus dan air minum pun belum ada," ungkapnya.

Dilokasi yang berbeda, Sumiyati warga RT 32 Kelurahan Sempaja Timur, turut menyampaikan hal yang sama seperti Dewi.

Dua hari mengungsi di pelataran masjid, namun bantuan yang diharapkan tak kunjung datang.

“Biar nasi satu bungkus dan air minum pun belum ada," sebutnya.

Walau demikian, Sumiyati bersyukur mengingat Puskesmas Bengkuring sudah membuka posko kesehatan di sekitar lokasi pengungsian. Ibu beranak dua tersebut khawatir, selama banjir, tak hanya orang dewasa saja yang dihantui penyakit, begitupun anak kecil.

“Untung masih ada posko kesehatan dan anak-anak tidak sampai sakit," ungkapnya.

Dari pantauan lapangan, tak kurang dari 20 warga yang datang berobat ke posko kesehatan untuk para korban banjir di awal tahun 2020 ini. Rata-rata mereka mengeluhkan sakit tenggorokan, batuk serta pilek hingga vertigo atau sekadar mengukur tensi.

Kepala Puskesmas Bengkuring, Dr Tiori mengatakan, pihaknya telah membuka dua posko layanan kesehatan warga. Adapun keluhan yang disampaikan warga, menurutnya wajar terjadi di kala banjir seperti saat ini.

“Mereka stres tekanan darah bisa naik. Sejauh ini belum ada penyakit gatal-gatal," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Samarinda Hendra AH mengatakan, hingga saat ini Pemerintah Daerah belum bisa menurunkan bantuan apapun kepada masyarakat, lantaran status yang ditetapkan, masih pada level siaga.

Walau demikian, Hendra memastikan, sejak dua hari lalu, pihaknya sudah menurunkan alat utama berupa 5 unit perahu serta pendirian posko bencana, sebagai bentuk tanggap darurat bencana banjir, pasca Samarinda diguyur hujan dengan intensitas curah yang cukup tinggi, ditambah lagi dengan meluapnya tinggi muka air di Bendungan Benanga, Lempake.

"Makanya kami mau rapatkan dulu antar instansi dan wali kota. Apakah status dinaikan jadi tanggap darurat atau tidak.” pungkasnya