Steven Woolf : Tingkat Harapan Hidup di Amerika Menurun
Penulis: Presisi 1
Selasa, 10 Desember 2019 | 880 views
Presisi - Sebuah kajian baru yang menunjukkan penurunan tingkat harapan hidup di Amerika menimbulkan keprihatinan banyak kalangan. Berdasarkan analisis data, usia harapan hidup selama hampir enam dekade telah meningkat hampir sepuluh tahun, dari mendekati usia 70 tahun menjadi hampir 79 tahun. Namun sejak tahun 2014 usia harapan hidup ini anjlok selama tiga tahun berturut-turut.
Menurut Steven Woolf, salah seorang peneliti kajian di Virginia Commonwealth University School of Medicine ini, penurunan tingkat harapan hidup secara keseluruhan didorong oleh peningkatan angka kematian kelompok usia kerja, yaitu usia 24-65 tahun.
“Hal terbesar yang kami temukan adalah peningkatan jumlah kematian akibat overdosis obat, salah satu pendorong terbesar tren ini," kata Woolf.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, pada tahun 2017 sekitar 130 warga Amerika meninggal setiap hari karena overdosis opioid. Namun ini bukan satu-satunya penyakit yang memperpendek usia orang Amerika.
“Telah terjadi peningkatan kematian karena kecanduan alkohol, bunuh diri, dan puluhan penyakit pada sistem organ seperti diabetes, penyakit paru-paru dan jantung. Secara keseluruhan kami menghitung ada 35 penyebab kematian," ujar Woolf.
Dr. John Haaga di National Institute of Aging mengatakan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Para pakar demografi kebakaran jenggot.Ini masalah besar.Kami belum pernah melihat penurunan harapan hidup sebesar ini di Amerika sejak awal munculnya wabah AIDS, dan sebelum itu pada tahun-tahun terjadinya wabah flu dahsyat pasca Perang Dunia Pertama. Amerika terbelakang di banding negara lain dalam usaha memperbaiki," kata John.
Tetapi ia juga mengatakan bahwa penurunan harapan hidup ini merupakan kombinasi dari proses yang terjadi puluhan tahun.
‘’Ini sudah berlangsung lama. Amerika tertinggal di belakang negara-negara lain dalam hal memperpanjangkehidupan, yang merupakantolak ukur kesehatan sejak lama," jelasnya.
Sangat penting untuk mengatasi gejala-gejala penyakit dan mengobati penyebab masalah kesehatan tersebut, ujar Woolf.
“Selain memperbaiki kebijakan untuk mengatasi kecanduan obat, alkohol atau bunuh diri, kita perlu mundur satu langkah dan menanyakan kepada diri sendiri tentang kondisi kehidupan di Amerika yang mendorong orang berprilaku seperti itu. Mengapa mereka merasa begitu kesakitan sehingga harus menggunakan obat penghilang rasa sakit? Apa yang menimbulkan rasa putus asa dan mendorong orang bunuh diri?Mengapa diabetes sangat tidak terkendali?" papar Woolf.
“Kita menghabiskan sekitar dua kali lipat di sektor kesehatan di banding negara-negara Eropa.Industri kesehatan di Amerika mencapai 3,5 triliun dolar. Tidak ada negara lain yang mendekati jumlah itu.Bidang yang benar-benar belum teratasi adalah layanan pencegahan dan semua hal yang seharusnya dilakukan orang : aktivitas fisik, diet yang baik, dan memperhatikan masalah kesehatan sejak dini," kata John Haaga.
Studi ini diterbitkan di Jurnal Asosiasi Kesehatan Amerika JAMA.