Di Kaltim Barang Bukti Sabu Sepanjang 2025 Tembus 42 Kg
Penulis: Muhammad Riduan
1 jam yang lalu | 0 views
BNNP Kaltim saat memaparkan hasil kinerja penanganan narkotika. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co — Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur (Kaltim) memaparkan hasil kinerja penanganan narkotika sepanjang tiga tahun terakhir dalam Press Release Akhir Tahun 2025 yang digelar pada Senin 29 Desember 2025.
Dalam paparannya, BNNP Kaltim mencatat peningkatan aktivitas tes urin sebagai langkah deteksi dini. Pada 2023, tes dilakukan kepada 12.527 orang dengan 112 hasil positif. Tahun 2024 meningkat menjadi 18.790 orang dengan 155 positif. Sementara 2025 mencatat 15.720 orang diperiksa dan 176 di antaranya positif narkotika.
Di bidang edukasi, kegiatan sosialisasi pencegahan narkotika terus diperluas. Sebanyak 115.044 orang terjangkau pada 2023, naik menjadi 124.598 orang pada 2024, dan mencapai 65.865 orang sepanjang 2025.
Layanan rehabilitasi juga terus diperkuat. Pada 2025, BNNP Kaltim menangani 179 klien rawat jalan dan 145 klien rawat inap. Jumlah ini relatif stabil dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Dari sisi pemberantasan, BNNP Kaltim mencatat lonjakan besar dalam jumlah barang bukti narkotika pada 2025. Meski hanya mengungkap 39 berkas perkara dengan 36 tersangka, jumlah barang bukti sabu naik drastis menjadi 42.420,32 gram. Angka ini meningkat sekitar 1.650 persen dari tahun sebelumnya, yang hanya 3.903,8 gram.
Selain itu, BNNP juga mengamankan ganja sebanyak 1.861 gram serta 684 butir ekstasi sepanjang 2025.
Jumlah tindak lanjut tersangka juga meningkat dari 86 orang (2023), menjadi 104 orang (2024), dan 126 orang pada 2025. Sementara proses hukum lanjutan tercatat 20 kasus pada tahun ini.
Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Rudi Hartono mengungkapkan bahwa capaian tahun 2025 tersebut menjadi bukti bahwa keterbatasan sumber daya tidak menghambat upaya pemberantasan narkotika.
“Dengan keterbatasan anggaran, personel, dan materiil, alhamdulillah hasilnya cukup maksimal di 2025. Pengungkapan yang biasanya di bawah tiga kilo per tahun, kini mencapai 42 kilo. Ini peningkatan sekitar 1.650 persen,” tuturnya.
Ia juga menyoroti program pencegahan yang terus dikembangkan, termasuk pembentukan tujuh Desa Bersinar (Bersih Narkoba) serta peningkatan indeks kepuasan layanan hingga berada di angka 3,72.
Meski demikian, Brigjen Pol Rudi mengaku prihatin dengan tingginya angka pengungkapan. “Tapi saya sedih kalau penangkapan banyak itu berarti kan kita masih lolos terus, korban tambah banyak ya kan?,” ucapnya.
Untuk tahun mendatang, BNNP Kaltim akan mendorong program Ananda (Aksi Nasional Anti Narkoba) dengan fokus mengedukasi anak sejak usia dini.
“Program kita lebih kepada edukasi mulai dari sekolah, bahkan PAUD. Kami berusaha memasukkan pendidikan anti narkoba ke kurikulum sekolah, selain tetap menjaga penegakan hukum,” tegas Rudi.
BNNP Kaltim menegaskan komitmennya terus memperkuat upaya pencegahan dan pemberantasan demi menekan peredaran gelap narkotika di wilayah Kaltim. (*)