search

Berita

Megawati SoekarnoputriMegawati GibranMegawati Prabowo

Megawati Enggan Sapa Gibran Saat Bertemu di Harlah Pancasila: Luka Politik Masih Membekas?

Penulis: Rafika
1 hari yang lalu | 165 views
Megawati Enggan Sapa Gibran Saat Bertemu di Harlah Pancasila: Luka Politik Masih Membekas?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Wapres RI Gibran Rakabuming Raka saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta,1 Juni 2025. (BPMI Setpres/Laily Rachev)

Presisi.co - Momen canggung antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta,1 Juni 2025, tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Megawati terlihat enggan menyapa Gibran. Meski mereka duduk berdekatan, tidak tampak interaksi apapun antara keduanya.

Gestur dingin Megawati itu tidak luput dari perhatian pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga.

Menurutnya, sikap diam Megawati itu bmenunjukkan masih ada luka politik lama yang belum sembuh.

"Hal itu wajar terjadi mengingat politik Megawati yang hitam-putih. Megawati akan menunjukkan suasana kebatinannya apa adanya," kata Jamiluddin dilansir dari Suara.com, Rabu, 4 Juni 2025.

Jamiluddin menilai, gestur yang ditunjukkan Megawati mencerminkan konsistensi karakter politiknya yang dikenal tegas dan tidak menutup-nutupi perasaan sekalipun dalam forum publik.

Menurutnya, sikap diam Megawati terhadap Gibran mengindikasikan hubungan keduanya, baik secara personal maupun politis, belum mengalami perubahan.

Luka politik Megawati itu kemungkinan besar berasal pengalaman pahit Pilpres 2024 ketika Gibran maju sebagai cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto padahal masih berstatus sebagai kader PDIP.

"Kalau Megawati tidak mau berbicara dengan Gibran, itu artinya kebatinannya memang masih tidak suka. Ketidaksukaannya itu tentu saja karena pengalamannya yang tidak baik dengan Gibran," tuturnya.

Ia menambahkan, sejak Gibran dipecat dari PDIP, hubungan antara dirinya dan Megawati tidak pernah menunjukkan tanda-tanda membaik.

Bahkan setelah Gibran dilantik sebagai Wakil Presiden, posisi tersebut tidak cukup untuk memperbaiki dinamika personal maupun politik yang renggang di antara keduanya.

"Hubungan tidak baik itu terlihat sejak dipecatnya Gibran dari PDIP. Hubungan tidak baik itu tampaknya masih berlanjut hingga saat ini," ujar Jamiluddin.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto yang duduk di sebelah Megawati sempat berinisiatif mencairkan suasana lewat percakapan ringan. Namun, menurut Jamiluddin, langkah tersebut dinilai belum cukup untuk menjembatani keretakan hubungan antara Megawati dan Gibran.

"Kebekuan hubungan itu tidak akan mencair meskipun Prabowo berupaya mencairkannya. Megawati tetap akan sulit memaafkannya mengingat hubungan mereka sudah seperti patah arang. Jadi sangat sulit disambung kembali," pungkasnya.

Isu tersebut juga dapat tanggapan dari Istana. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menyebut kalau anggapan Megawati mendiamkan Gibran hanya gosip belaka.

"Lebih ke gosip aja. Jadi kita tidak bergosip kali ini,” kata Hasan di Kantor PCO, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. (*)

Editor: Redaksi