search

Berita

May DayHari Buruh 2025GebrakAliansi Gerakan Buruh Bersama RakyatIntimidasi Aksi Hari Buruh

Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat Dapat Intimidasi Saat Ingin Gelar May Day di Depan Istana, Begini Kronologinya

Penulis: Rafika
1 hari yang lalu | 79 views
Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat Dapat Intimidasi Saat Ingin Gelar May Day di Depan Istana, Begini Kronologinya
Massa Buruh dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/5/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Presisi.co - Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mengaku mendapat intimidasi dari pihak-pihak tertentu saat hendak menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/5/2025).

Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunarno, menyebut pihaknya mendapat intimidasi karena berencana menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta.

Awalnya, Gebrak merencanakan titik kumpul di Bundaran HI sebelum bergerak ke Istana Merdeka. Namun, rencana itu batal karena kawasan tersebut dijaga ketat seiring berlangsungnya acara May Day Fiesta bersama Presiden Prabowo Subianto di Lapangan Silang Monas.

“Sebenarnya mau melakukan aksi di Istana Negara dengan titik kumpul Bundaran HI. Tetapi karena beberapa serikat pekerja dengan presiden melakukan May Day Fiesta di Monas, sehingga itu ada penjagaan di ring satu gitu, dan kami tidak diperbolehkan melakukan aksi di Bundaran HI dan Istana Negara,” kata Sunarno di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (1/5/2025), sebagaimana diberitakan Suara.com.

Sunarno mengungkap bahwa intimidasi yang mereka alami adalah tekanan terhadap sejumlah perusahaan otobus (PO) yang disewa untuk mengangkut massa aksi.

Beberapa PO secara mendadak membatalkan pesanan dan bahkan hendak mengembalikan uang muka (DP) sewa bus karena tekanan dari pihak tertentu.

“Ada beberapa PO bisnya untuk mengangkut teman-teman buruh atau pekerja itu diintimidasi untuk dibatalkan gitu. Jadi DP atau uang sewa kita itu juga mau dikembalikan gitu kalau tetap melakukan aksi di Istana Negara,” jelasnya.

Akhirnya, setelah berdiskusi dengan pimpinan serikat buruh lainnya, Gebrak memutuskan untuk memindahkan lokasi aksi ke depan Gedung DPR RI di kawasan Senayan.

“Artinya kami kemudian kemarin daripada May Day ini gak jadi kita lakukan kami berdiskusi dengan kawankan pimpinan serikat, pimpinan organisasi kita sepakat untuk mengalihkan aksi kita di gedung DPR," katanya menambahkan.

Diketahui bersama, Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan aksi peringatan Hari Buruh Sedunia di depan Gedung DPR RI, Kamis (1/5/2025).

Berbeda dengan aliansi buruh lainnya yang merayakan Hari Buruh bersama Presiden Prabowo Subianto di Lapangan Silang Monas,Gebrak memilih untuk menggelar aksi di depan Gedung DPR RI.

Sunarno menjelaskan keputusan tersebut diambil karena kondisi perburuhan di Indonesia saat ini dinilai masih sangat memprihatinkan.

Menurutnya, banyak buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, belum menerima hak-haknya secara layak, dan masih menerima upah yang rendah. Selain itu, banyak pekerja yang bekerja di sektor industri rentan atau berstatus sebagai mitra, tanpa jaminan upah layak maupun perlindungan kerja.

“Artinya apa? Belum saatnya kaum buruh bisa melakukan aksi may day fiesta bersama pemerintah atau Presiden,” jelasnya. (*)

Editor: Rafika