20 Tuntutan Buruh yang Disampaikan Saat Aksi May Day di Samarinda
Penulis: Muhammad Riduan
13 jam yang lalu | 87 views
Komite Rakyat Berlawan Kaltim menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gadjah Mada, Samarinda. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Samarinda diwarnai aksi unjuk rasa ratusan massa yang tergabung dalam Komite Rakyat Berlawan Kaltim. Aksi berlangsung di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gadjah Mada, pada Kamis, 1 Mei 2025.
Para demonstran membawa berbagai spanduk bertuliskan kritik dan seruan keras terhadap kondisi buruh saat ini. Beberapa di antaranya berbunyi “Buruh Bersatu Lawan Oligarki”, “Awak Kapal Indonesia Butuh Standar Upah Minimum Nasional”, dan “May Day Is Our”.
Juru bicara aksi, Yoyok Sudarmanto, mengatakan bahwa sistem ekonomi kapitalistik saat ini telah gagal menjamin kesejahteraan rakyat. Ia menilai, pembangunan hanya menjadi dalih untuk melanggengkan eksploitasi terhadap kelas pekerja.
“Kapitalisme global gagal menciptakan kemakmuran. Kelas pekerja justru menjadi tumbal demi menyelamatkan krisis yang terus berulang,” tegas Yoyok.
Ia juga menyoroti fenomena kerja fleksibel atau gig economy yang makin meluas, namun minim perlindungan sosial dan menciptakan ketidakpastian kerja. Menurutnya, May Day bukan sekadar seremoni, melainkan momen perlawanan untuk menguatkan posisi pekerja dalam perubahan sosial.
“May Day adalah pengingat bahwa kelas pekerja merupakan kekuatan utama perubahan sosial,” ujarnya.
Dalam aksi ini, Komite Rakyat Berlawan Kaltim menyuarakan 20 tuntutan, yakni:
Cabut UU Omnibus Law Cipta Kerja
Hapus sistem kerja outsourcing dan kontrak yang merugikan
Tolak upah murah, wujudkan upah layak nasional
Hentikan union busting dan berikan kebebasan berserikat
Hentikan kekerasan dan pelecehan seksual di dunia kerja
Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
Sahkan RUU Masyarakat Adat
Sahkan UU Perampasan Aset
Sahkan UU Perlindungan Buruh yang disusun serikat buruh
Hentikan represifitas aparat terhadap gerakan rakyat
Bangun industrialisasi nasional sebagai penopang ekonomi
Nasionalisasi aset strategis negara (minimal kuasai 51% saham)
Renegosiasi utang luar negeri dan utang swasta
Cabut UU TNI yang dinilai mencederai semangat reformasi
Tindak tegas perusahaan yang melakukan PHK massal dan ilegal
Laksanakan reforma agraria sejati
Penuhi hak cuti haid dan maternitas bagi buruh perempuan
Tegakkan kebebasan berpendapat dan lindungi jurnalis
Wujudkan pendidikan gratis, inklusif, dan demokratis
Hentikan penggusuran dan perampasan ruang hidup warga
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan dari aparat kepolisian. Para buruh berharap suara mereka mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat, khususnya dalam memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan yang dinilai masih timpang. (*)