Bejat! Dokter Residen FK Unpad Diduga Manfaatkan Bius untuk Rudapaksa Keluarga Pasien, Ini Kronologinya
Penulis: Rafika
Rabu, 09 April 2025 | 300 views
Ilustrasi. (Ist)
Presisi.co - Jagat media sosial tengah dihebohkan dengan berita dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang dokter residen dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi terhadap seorang penunggu pasien di rumah sakit.
Pelaku diduga merupakan mahasiswa PPDS Anestesi di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Informasi mengenai dugaan kasus ini pertama kali mencuat di platform X melalui akun @txtdarijasputih dan juga di Instagram melalui akun @ppdsgramm.
Unggahan akun X @txtdarijasputih menampilkan tangkapan layar berisi pesan singkat yang menyebut dugaan tindakan kekerasan seksual oleh residen dari fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Dalam tangkapan layar tersebut, pelaku disebut memanfaatkan akses terhadap obat bius yang dimilikinya untuk membuat korban tak sadarkan diri.
“Assalamualaikum dok, izin saya mendapat informasi bahwa ada 2 Residen Anestesi PPDS FK (sensor) melakukan pemerkos**n kepada penunggu pasien dengan menggunakan obat bius,” tulis isi pesan yang diunggah.
Pada unggahan akun X tersebut juga melampirkan kronologi sementara. Disebutkan bahwa korban merupakan anak dari pasien yang tengah dirawat di ICU dan sedang berjaga pada malam hari.
Kala itu, ayah korban membutuhkan transfusi darah untuk keperluan operasi, dan pelaku menawarkan bantuan untuk mempercepat proses pencocokan darah (crossmatch).
Crossmatch, atau pencocokan silang, adalah prosedur medis untuk memastikan kecocokan darah sebelum dilakukan transfusi.
Dengan dalih tersebut, korban dibawa ke lantai 7 sebuah gedung baru rumah sakit yang disebut masih dalam kondisi kosong. Di sana, korban diminta mengganti pakaian dengan baju pasien dan dipasangi akses infus (IV).
"Di lantai 7, korban disuruh ganti baju pakai baju pasien. Terus dipasang akses IV," tulisan dalam tangkapan layar tersebut.
Korban yang tidak memahami prosedur medis mengira hal tersebut adalah bagian dari pemeriksaan standar. Namun, ia diduga disuntik obat bius jenis midazolam hingga tidak sadarkan diri.
Dalam unggahan yang beredar, pelaku disebut melakukan melancarkan aksinya saat korban dalam kondisi tidak sadar.
Korban dikabarkan baru tersadar sekitar pukul 04.00 atau 05.00 pagi dalam kondisi lemah dan berjalan sempoyongan.
"Terus abis 'cross match' itu korban ngeluh sakit bukan hanya bekas akses IV tapi kemaluan juga sakit. Akhirnya si korban minta visum ke Spog. Ketahuanlah ada bekas sperma," tulisan dalam tangkapan layar.
"Terus di MHCH lantai 7 itu juga setelah dicek, ada bekas sperma bercecer-cecer di lantai. Besoknya MCHC 7 dipasang police line," tandasnya.
Saat ini, pelaku sudah diamankan oleh pihak berwajib. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Konservasi Gigi UGM, drg. Mirza Mangku Anom yang sempat memviralkan kasus dugaan pelecehan tersbeut melalui akun Instagramnya.
Dalam unggahan Instagram Story-nya, drg. Mirza membagikan tangkapan layar percakapannya dengan adik korban.
"Dok, makasih banyak sudah speakup, saya adik dari korban karena selama ini saya mau sepak up tidak bisa, terima kasih," pesan adik korban.
"Betul kronologinya seperti itu, bahkan polisi menemukan dua kresek
di tempat kejadian yang di mana satu kreseknya ada obat bius dan lain lain, dan ada kondom yang ada isi (sperma), dan 1 kresek tidak ada kondom melainkan obat bius dll," imbuhnya.
Tak hanya adik korban, kakak dari korban pun sempat menghubungi drg. Mirza. Ia memastikan bahwa pelaku telah diserahkan kepada pihak kepolisian dan kasusnya sudah masuk dalam tahap gelar perkara. (*)