Perempuan Tangguh di Balik Kemudi: Kisah Inspiratif Mitra Pengemudi Maxim
Penulis: Siaran Pers
Jumat, 07 Maret 2025 | 472 views
Hari Perempuan Internasional: Perempuan Tangguh di Balik Kemudi Maxim.
Presisi.co – Perempuan memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan. Perayaan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2025 menjadi momentum bagi pergerakan perempuan yang semakin progresif setiap tahunnya. Dalam dunia kerja, perempuan telah hadir di hampir semua industri—termasuk sektor ride-hailing.
Kehadiran mitra pengemudi perempuan menjadi bukti nyata inklusivitas Maxim dalam membuka peluang kerja bagi siapa saja, tanpa memandang suku, ras, agama, maupun jenis kelamin. Bagi banyak perempuan, profesi ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga bentuk perjuangan dalam menjalankan peran sebagai ibu sekaligus tulang punggung keluarga.
Mulyati: Berjuang Demi Keluarga
Salah satu kisah inspiratif datang dari Mulyati (52), seorang mitra pengemudi Maxim di Jakarta. Sejak ditinggal suami, ia harus berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya. Bergabung dengan Maxim pada 2023, Mulyati mengaku banyak mendapatkan pengalaman berharga.
“Saya belajar mengendalikan emosi dan semakin memahami wilayah-wilayah yang saya lalui,” ujarnya melalui siaran pers Maxim Indonesia.
Tak hanya itu, pekerjaannya sebagai mitra pengemudi juga mengasah keterampilannya dalam berkomunikasi. “Setiap hari saya bertemu penumpang dengan berbagai karakter, dan itu membuat saya lebih terbuka serta memahami orang lain,” tambahnya.
Semiyati: Tekad Kuat Seorang Ibu
Dari Yogyakarta, kisah inspiratif datang dari Semiyati (49), seorang perantau asal Purwokerto. Sebagai single parent, ia membesarkan tiga anaknya seorang diri. Dengan kerja kerasnya, ia berhasil menyekolahkan mereka hingga jenjang universitas.
“Semenjak suami saya meninggal pada 2023, saya bertekad anak-anak saya harus sukses. Oleh karena itu, saya bekerja sebagai pengemudi Maxim dan mengambil pekerjaan sampingan sebagai juru masak di berbagai acara,” ungkapnya.
Menjadi mitra pengemudi perempuan bukan tanpa tantangan. Ia pernah mengalami kejadian unik ketika seorang penumpang merasa sungkan disupiri oleh seorang ibu dan malah menawarinya duduk di kursi belakang. Namun, pengalaman tersebut tidak menyurutkan semangatnya.
Sejak bergabung dengan Maxim pada 2018, Semiyati mendapatkan banyak teman dan dukungan. “Maxim bukan hanya membantu menambah penghasilan saya, tetapi juga memperluas jaringan sosial saya,” tambahnya.
“Sebagai perempuan, kita harus bisa mandiri dan tidak mudah mengeluh. Kita harus terus berusaha demi diri sendiri dan keluarga,” tutupnya penuh semangat.
Devi Hariyani: Menggapai Asa dengan Kerja Keras
Berbeda dengan Mulyati dan Semiyati, Devi Hariyani (35), mitra pengemudi Maxim asal Bontang, awalnya bekerja sebagai petugas lapangan di Kantor Dinas Lingkungan Hidup. Namun, karena penempatan kerja yang jauh dan kurang fleksibel, ia memutuskan beralih menjadi pengemudi Maxim pada 2022.
“Saya juga punya usaha sampingan berjualan tempe mendoan. Setelah narik di Maxim, saya lanjut berjualan dari sore hingga malam. Semua ini saya lakukan agar bisa menghidupi ketiga anak saya sebagai single parent,” ungkapnya.
Bergabung dengan Maxim memberikan Devi pengalaman berharga. Ia sering mendapat pujian dari penumpang karena cara mengemudinya yang nyaman dan berhati-hati. “Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko. Yang penting saya harus tetap berusaha dengan hati-hati dan selalu mengutamakan keselamatan,” ujarnya.
Perempuan dan Kesempatan di Industri Ride-Hailing
Kisah para mitra pengemudi Maxim di atas menjadi bukti bahwa perempuan mampu menjalankan berbagai peran demi keluarga mereka. Kehadiran pengemudi perempuan di Maxim tidak hanya mengubah stereotip masyarakat, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi perempuan Indonesia untuk berkontribusi dalam perekonomian keluarga.
Dengan semangat pantang menyerah, mereka menunjukkan bahwa tidak ada batasan bagi perempuan untuk berkarya dan berjuang demi masa depan yang lebih baik.