Kisah Pilu Yonih, Lansia di Tangsel Meninggal Dunia Akibat Kelelahan Antre Gas Elpiji 3 Kg
Penulis: Rafika
10 jam yang lalu | 0 views
Presisi.co - Situasi antre gas elpiji 3 kilogram yang tengah melanda di sejumlah daerah di Indonesia membawa malapetaka. Yonih (63) mengembuskan napas terakhirnya seusai mengantre pembelian gas elpiji ukuran 3 kilogram di kawasan Tangerang Selatan, Banten pada Senin (3/2/2025) kemarin.
Kabar duka ini disampaikan oleh adiknya, Rohayah. Ia mengisahkan bahwa sebelum kejadian, dirinya sempat bertemu dengan Yonih yang saat itu tengah membawa dua tabung gas kosong.
Kondisi kakaknya terlihat sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan karena mampu menentang dua tabung gas elpiji berukuran 3 kilogram. Namun, upayanya untuk membeli gas harus tertunda karena pihak penjual mewajibkan pembeli membawa kartu identitas.
"Pagi ketemu saya di depan, bawa tabung gas dua masih kosong, tapi disuruh pulang katanya harus pakai KTP," ungkap Rohayah saat ditemui di rumahnya pada Senin, dilansir dari Suara.com.
Tak lama setelah itu, Rohayah menerima kabar mengejutkan dari seorang warga yang mengatakan bahwa Yonih pingsan saat beristirahat di sebuah tempat laundry.
"Ada tukang laundry kabarin kalau dia jatuh lagi istirahat di tempat laundry," bebernya.
Mendengar kabar tersebut, Rohayah dan keponakannya segera menuju lokasi. Setibanya di sana, mereka menemukan Yonih dalam kondisi tak sadarkan diri.
Dalam kondisi kritis itu, dia mengaku sempat mendengar sang kakak merapalkan ayat-ayat suci sebelum akhirnya dinyatakan meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit.
"Dijemput sama anak-anak ternyata udah enggak sadar. Tapi sempet kedenger dia baca Allahuakbar, Allahuakbar. Terus dibawa ke RS Permata, tapi sampai sana katanya udah meninggal," beber Rohayah.
Rohayah menduga kelelahan akibat berjualan ditambah menuju ke tempat antre gas yang berjarak sekitar 500 meter menjadi penyebab utama kakaknya meninggal.
Sehari-hari, Yonih dikenal sebagai pedagang nasi uduk. Ia terbiasa memasak sejak dini hari dan berjualan dari subuh hingga siang.
Yonih menabung hasil usahanya dengan harapan bisa menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Namun, takdir berkata lain, impiannya harus terhenti sebelum sempat terwujud. (*)