Menengok Kesibukan Pedagang Menyambut Imlek di Samarinda
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
1 hari yang lalu | 78 views
Samarinda, Presisi.co - Menjelang perayaan Imlek, penjualan pernak-pernik khas Imlek seperti lampion, kertas merah untuk angpao, dan hiasan dinding ramai ditemui sekitaran Jalan Mulawarman.
Salah satu pedagang bernama Wibowo yang berjualan di depan Restoran Lezat Jalan Panglima Batur mengungkapkan, dari tahun ke tahun, penjualan pernak perniknya termasuk stabil.
Untuk angpao yang indentik dengan kertas berwarna merah, dibanderol cukup murah, mulai dari Rp 5000 sampai Rp 8000. Sedangkan lampion dibanderol mulai dari harga Rp 30.000 sampai Rp 50.000.
“Mereka kan perlu kertas merah untuk menghias rumah, lampion, atau angpao yang juga merah. Warna merah ini memang simbol keberuntungan,” ujar Wibowo.
Menurut Wibowo, Imlek bukan sekadar perayaan agama, tetapi tradisi turun-temurun. Ia menjelaskan, makna Imlek berasal dari siklus musim di Cina, yaitu peralihan dari musim dingin ke musim semi yang melambangkan awal baru.
“Kalau di Cina, habis musim dingin itu masuk musim semi. Mereka mulai bercocok tanam, bermain petasan, dan barongsai untuk mengusir hal-hal buruk,” tuturnya.
Wibowo bilang, setiap tahunnya berganti shio, dan sekarang adalah shio Ular Kayu. Shio ini dipercaya bisa memengaruhi keberuntungan dan usaha dalam berjalan ya satu tahun ini.
Selain angpao, lampion merah menjadi salah satu barang yang paling diminati menjelang Imlek. Ia juga menjajakan kue keranjang yang menjadi bagian penting dalam tradisi Imlek.
“Lampion itu simbol kehangatan dan keberuntungan, kalau kue keranjang itu simbol persaudaraan, biasanya disantap bersama keluarga. Ada juga yang menggorengnya biar lebih nikmat,” katanya.
Imlek tidak hanya berlangsung satu hari. Wibowo menjelaskan, perayaan Imlek sesudahnya akan dilanjutkan hingga Cap Go Meh 15 hari setelah Imlek.
“Nanti malam ke-15 itu ada sembahyang di kelenteng, baru barongsai dimainkan. Itu tradisi yang sudah turun-temurun,” tuturnya.
Di tengah euforia menyambut Imlek, Wibowo berharap perayaan tahun ini membawa keberuntungan dan keberhasilan bagi semua orang.
“Imlek itu waktunya berkumpul dengan keluarga, berbagi angpao, dan menyambut tahun baru dengan semangat baru,” pungkasnya. (*)