Kepala Badan Gizi Nasional Ungkap Serangga Bisa Jadi Menu Makan Bergizi Gratis
Penulis: Rafika
Sabtu, 25 Januari 2025 | 158 views
Presisi.co - Serangga berpeluang masuk dalam daftar menu yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana.
Sebab, anak-anak di sejumlah daerah terbiasa mendapatkan asupan protein dari mengonsumsi serangga seperti belalang hingga ulat sagu. Oleh sebab itu, pihaknya akan mencari serangga yang aman dikonsumsi untuk menjadi menu asupan protein di MBG.
"Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein," kata Dadan dalam diskusi Rapimnas PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025), sebagaimana dibeirtakan Suara.com.
Lebih lanjut, Dadan menegaskan serangga akan menjadi menu jika di daerah tersebut masyarakatnya terbiasa mengonsumsi serangga.
"Itu salah satu contoh ya, kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu di situ," katanya.
Ddan menuturkan BGN memang tidak menetapkan menu standar untuk MBG, tetapi tetap memberikan panduan mengenai komposisi gizinya. Menurutnya, sumber protein dalam menu MBG sangat bergantung pada potensi sumber daya lokal dan kebiasaan masyarakat setempat.
"Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya. Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telur mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikan yang mayoritas, seperti itu," jelas Dadan.
Hal yang sama berlaku juga untuk menu karbohidrat. Di daerah yang tidak terbiasa dengan jagung, nasi menjadi pilihan utama. Namun, di daerah seperti Halmahera Barat, masyarakatnya terbiasa mengonsumsi singkong atau pisang rebus, sehingga bahan-bahan tersebut juga bisa menjadi sumber karbohidrat.
"Itu contoh ya, contoh bagaimana keragaman pangan itu bisa diakomodir dalam program makan bergizi. Karena badan gizi nasional tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi," sambungnya. (*)