search

Advetorial

Pemkab KukarSekretaris Daerah KukarSekkab KukarSunggonoIKNIbu Kota NusantaraDesa Lung AnaiKelurahan Tama PoleKutai KartanegaraDelineasi IKN

Desa Lung Anai dan Kelurahan Tama Pole Tolak Gabung Wilayah IKN, Sekda Kukar Bilang Begini

Penulis: Redaksi Presisi
Sabtu, 27 April 2024 | 485 views
Desa Lung Anai dan Kelurahan Tama Pole Tolak Gabung Wilayah IKN, Sekda Kukar Bilang Begini
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono. (Istimewa)

Tenggarong, Presisi.co - Penetapan sejumlah wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menyisakan polemik. Desa Lung Anai di Kecamatan Loa Kulu dan Kelurahan Tama Pole di Kecamatan Muara Jawa, menyatakan penolakan mereka untuk bergabung ke wilayah IKN.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, setelah menerima surat resmi penolakan dari kedua desa tersebut untuk bergabung dengan kawasan otorita IKN.

“Berdasarkan surat resmi dari Pemdes Lung Anai, bahwa mereka menolak untuk masuk ke wilayah IKN. Kami sudah mengkomunikasikan hal ini kepada Badan Otorita,” ungkap Sunggono.

Awalnya, lima kecamatan di Kukar, yaitu Samboja, Muara Jawa, Samboja Barat, Loa Janan, dan Loa Kulu, ditetapkan sebagai delineasi IKN. Delineasi sendiri merupakan proses pembuatan batas-batas untuk menentukan suatu objek atau wilayah tertentu.

Namun, sambung Sunggono, terkat dengan Desa Lung Anai belum ada kepastian apakah desa tersebut akan dimasukkan dalam Detail Tata Ruang Wilayah (DTRW) IKN atau tetap menjadi bagian dari Kukar. Kelurahan Tama Pole di Muara Jawa juga menyatakan penolakan untuk bergabung dengan IKN.

"Kami akan mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan Otorita IKN dalam waktu dekat," ungkap Sunggono.

Di sisi lain, Sunggono juga mengungkapkan bahwa Pemkab Kukar aktif mengikuti berbagai rapat yang membahas soal pembangunan IKN. Namun, hasil dari rapat-rapat tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan harapan Pemkab Kukar.

“Saya juga mengharapkan agar semua OPD memperhatikan isu-isu terkini terkait dengan IKN, demi pembangunan yang lebih baik untuk Kutai Kartanegara,” ujarnya. (Adv)

Editor: Rafika