Pangdam Cendrawasih Minta Maaf, Akui Adanya Oknum Prajurit yang Siksa Warga Lokal Papua
Penulis: Rafika
Selasa, 26 Maret 2024 | 584 views
Presisi.co - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan, membenarkan adanya penyiksaan yang dilakukan oleh sejumlah prajurit Batalyon 300 terhadap warga lokal di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Atas terjadinya insiden kekerasan tersebut, Izak menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Papua. Ia berjanji oknum prajurit yang melakukan tindak penyiksaan tersebut akan diusut tuntas.
“Saya sebagai Pangdam dan TNI AD mengakui bahwa perbuatan ini tidak dibenarkan. Perbuatan ini melanggar hukum dan mencoreng nama baik TNI. Perbuatan ini juga mencoreng upaya penanganan konflik di Papua,” kata Izak dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/3/2024).
"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Papua. Kami akan terus bekerja agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang," lanjutnya.
Pangdam Cenderawasih itu mengecam keras tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut telah merusak citra baik yang selama ini dibangun TNI di Papua.
“Ini tidak boleh terjadi. Upaya kami terus menyelesaikan permasalahan Papua dengan cara-cara dan pendekatan-pendekatan yang benar. Ada prajurit yang melakukan ini, sangat disayangkan dan melanggar hukum. TNI tidak pernah menerapkan prosedur kekerasan dalam melaksanakan tugas,” ujar Izak.
Selain membentuk tim investigasi untuk mengungkap insiden penyiksaan terhadap warga Papua tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih juga meminta bantuan dari Kodam III/Siliwangi karena 13 prajurit yang terlibat berasal dari Yonif Raider 300/Braja Wijaya.
“Tidak ada satu pun yang boleh lolos, semua yang terlibat akan dihukum sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Kami sudah meminta bantuan pemeriksaan kepada Kodam III/Siliwangi. Kami meminta bantuan pemeriksaan dan saat ini Pomdam III/Siliwangi sedang melakukan pemeriksaan kepada mereka yang diduga terlibat dalam tindakan kekerasan ini,” ungkap Izak.
Sebelumnya, video yang menampilkan insiden dugaan penyiksaan terhadap warga Papua itu telah viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat beberapa pria yang diduga sebagai anggota TNI melakukan penyiksaan terhadap warga Papua yang diikat dan dimasukkan ke dalam sebuah drum berwarna biru.
Video yang berdurasi kurang dari 20 detik itu memperlihatkan sejumlah pelaku yang bertubuh tegap melakukan serangan berulang kali terhadap kepala korban dengan pukulan dan tendangan. Salah satu dari mereka terlihat mengenakan kaos berwarna hijau dengan angka "300".
Selain penyiksaan, beberapa dari pelaku juga mengeluarkan kata-kata yang bernada kebencian dan rasis. Belum ada kepastian mengenai waktu pasti insiden tersebut terjadi, namun diperkirakan terjadi pada awal bulan Februari.
Video kedua yang berdurasi hampir 30 detik memperlihatkan tindakan-tindakan yang jauh lebih brutal dengan menggunakan pisau tajam sehingga air di dalam drum yang membenam sebagian tubuh korban, berubah menjadi merah. (*)