Galakkan Penerbitan STD-B, Disbun Kukar Maksimalkan Bantuan untuk Petani
Penulis: Redaksi Presisi
Kamis, 05 Oktober 2023 | 433 views
Tenggarong, Presisi.co - Dinas Perkebunan (Disbun) Kutai Kartanegara (Kukar) terus menggalakkan sertifikasi lewat Program Penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B). Program ini merupakan bentuk komitmen Disbun Kukar dalam menjamin mutu kebun sawit masyarakat, Kamis (5/10/2023).
Melalui STD-B, Disbun Kukar berupaya untuk membantu para petani memasarkan hasil kebun mereka. Nantinya, lahan perkebunan masyarakat akan didata terlebih dahulu sebelum mendapatkan kepastian Hak Pengelola Lahan (HPL).
Sekretaris Disbun Kukar, Taufik Rahmani, menjelaskan penerbitan STD-B akan menjadi bukti yang menunjukkan bahwa kebun petani tersebut telah tersertifikasi. STD-B juga turut memuat keterangan tentang kepemilikan lahan, luasnya, bahkan asal-usul benih yang digunakan.
"Salah satu manfaat dari STD-B adalah memudahkan petani dalam menjual hasil kebun mereka. Selain itu, dengan sertifikat ini, mereka dapat menjadi mitra bagi perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah mereka," kata Taufik.
Lebih lanjut, Taufik menyoroti pentingnya para petani untuk memiliki sertifikat ini, yakni sebagai bukti bahwa kebun milik mereka ditanam dengan bibit berkualitas unggul.
Adapun penerbitan STD-B yang terus berjalan hingga kini diprediksi akan melampaui target. Di tahun 2023 ini, pihak Disbun Kukar menargetkan 200 petani. Namun, di Muai saja, ada sekitar 352 petani yang sudah menerima sertifikat ini. Program ini juga didukung oleh anggaran dari APBD.
"Program STD-B ini diharapkan dapat membantu mengurangi penggunaan bibit palsu atau tidak unggul di kalangan petani, serta membantu dalam pendataan pendapatan dan penghasilan mereka." pungkasnya.
Ia menyebut proses pendataan masih berlangsung, dan mereka fokus pada kebun rakyat yang tidak ikut Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Dalam tahun 2023 ini, jumlah hektarannya belum dihitung secara akurat, tetapi wilayah-wilayah seperti Muai, Kembangg Janggut, Genting Tanah, Loa Sakoh, Muara Kaman Ilir, Bunga Jadi, dan Jonggon semuanya terlibat. Sentra sawit mereka berfokus di Muara Kaman, Kenohan, Kembangga Janggut, hingga Tabang. (Adv)