search

Berita

Paspampres aniaya warga acehKriminal

Fakta-fakta Kronologi Warga Aceh yang Diculik Oknum Paspampres dan TNI Hingga Tewas

Penulis: Rafika
Senin, 28 Agustus 2023 | 1.480 views
Fakta-fakta Kronologi Warga Aceh yang Diculik Oknum Paspampres dan TNI Hingga Tewas
Ilustrasi. (Sumber: Getty Images)

Presisi.co - Nasib malang menimpa seorang warga asal Aceh bernama Imam Masykur (25). Tubuhnya ditemukan tak bernyawa di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada Jumat (18/08/2023) lalu. Pemuda asal Bireun Aceh ini diduga tewas di tangan oknum Paspampres yang tega menculik dan menganiaya Iman hingga tak bernyawa.

Jasad Imam pun ditemukan dalam keadaan mengenaskan dengan luka dan bengkak di sekujur tubuh selayaknya korban yang mengalami penganiayaan fisik.

Beirkut, Presisi rangkum fakta-fakta kronologi penculikan, penganiayaan, dan pemerasan yang dilakukan para pelaku terhadap korban.

Anggota TNI Terlibat

Dalam perkara ini Pomdam Jaya telah menetapkan tiga tersangka, yakni Praka RM yang merupakan anggota Paspampres, sedangkan dua tersangka lainnya berasal dari satuan Direktorat Topografi TNI AD dan satuan Kodam Iskandar Muda.

"Tersangkanya yang sudah diamankan tiga orang. TNI semua ketiganya. Satu yang dari Paspampres yang lain bukan," jelas Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, Senin (28/8/2023), dilansir dari Suara.com.

Korban Diculik

Salah seorang kerabat korban, Said, mengungkap dirinya mengetahui soal kabarImam diculik dan dibawa ke daerah Rempoa, Tangerang, melalui ibu korban yang ditelepon oleh pelaku.

Peristiwa dugaan penculikan ini terjadi di toko kosmetik miliknya di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, pada Sabtu 12 Agustus 2023 lalu. Said mengetahui itu dari seorang teman Imam yang datang menemuinya usai kejadian. 

"Dibilang bahwasannya Imam Masykur, di sana sudah dipukul dan dibawa pakai mobil," tuturnya saat ditemui pada Senin (28/8/2023).

Seorang warga berinisial D yang saat itu berada di sekitar lokasi kejadian menuturkan ia dan beberapa warga lain melihat saat Imam dibawa anggota TNI. Pasalnya, aksi penculikan itu dilakukan sore hari dan aktivitas di Jalan Juanda sebelah TKP tengah ramai.

Dibawa Secara Tidak Manusiawi

D kemudian menuturkan kronologi saat aksi penculikan itu. Menurutnya, saat itu ada 3 orang yang datang ke toko kosmetik yang dijaga korban. Aksi itu bahkan sempat diwarnai kericuhan.

“Korban diseret, dipiting, petugasnya beringas. Ada warga yang liat korban udah berdarah di bagian hidung, dibawa ke dalam mobil dan ada suara teriakan kesakitan,” paparnya.

“Dia (korban-red) sempat teriak rampok-rampok. Terus warga sekitar ramai mau nolongin,” sambung D

D menerangkan, warga berupaya menolong korban yang diseret oleh para pelaku. Namun, terpaksa terhenti lantaran oknum pelaku mengaku sebagai pihak berwajib sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain.

“Pelaku ngaku petugas, mereka nunjukkin ada surat tugas di map coklat. Tapi sempet ada tukang parkir yang mau nolongin, satu orang pelaku sampai jatuh. Tapi pelaku lainnya ngaku petugas,” terangnya.

Diminta Tebusan Rp50 Juta hingga Ancam Orangtua Korban

Pada Sabtu, (12/08/2023) lalu, Imam secara mendadak menghubungi orangtuanya di Aceh lewat sambungan telepon dan mendesak agar mereka mengirimkan uang sebesar Rp50 juta rupiah.

Saat masih dalam percakapan melalui telepon dengan sang anak, Fauziah (48) mendengar suara pelaku yang mengancam agar Fauziah segera mengirimkan uang.

Fauziah pun menyetujui permintaan uang dari pelaku, tetapi pelaku tetap mengancam untuk membunuh dan membuang jasad Imam di sungai jika uang tersebut tak kunjung dikirim.

"Ibunya juga sempat telpon (Imam) yang jawabnya pelaku, 'kalau sayang dengan anak ibu kirim duit 50 juta, kalau engga saya habisi anak ibu saya buang ke sungai'. Bilang gitu dia," beber Said, kerabat korban.

Pelaku dan Korban Tidak Saling Kenal

Danpomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, mengonfirmasi para tersangka tidak mengenal atau memiliki masalah sebelumnya dengan Imam. Motif penculikan dan penganiayaan ini semata-mata hanya karena ingin memeras uang dari korban.

"(Motif) uang tebusan. Tidak saling kenal," kata Irsyad saat dikonfirmasi, Senin (28/8/2023).

Adapun, kata Irsyad, dalih tersangka mengincar Imam karena meyakini bahwa korban tidak akan berani melapor ke polisi.

“Karena mereka (Imam Masykur) kan pedagang obat ilegal. Jadi kalau misalnya dilakukan penculikan, dilakukan pemerasan, itu mereka enggak mau lapor polisi. Akhirnya mereka menculik orang-orang itu,” ungkapnya. (*)

Editor: Rafika