Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 14 Juli 2023 | 1.291 views
Presisi.co — Bakal calon presiden dari Partai PDI-P Ganjar Pranowo diprediksi akan tetap dipilih oleh 73 persen pemilihnya yang diidentifikasi sebagai pemilih fanatik. Namun 26 persen pemilih Ganjar sisanya, diperkirakan masih dapat mengubah pilihannya pada Pilpres 2024. Angka soliditas pemilih ini, menurut survei SMRC, merupakan paling tinggi dibanding pemilih pada Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Menurut pendiri SMRC, Saiful Mujani, soliditas pemilih Ganjar paling banyak dipengaruhi oleh pemilih dari PDI-P serta beberapa dari partai lain.
“Pemilih yang kemungkinan besar tidak berubah pilihannya, atau hampir dipastikan tidak akan berubah, itu pada pemilih Ganjar 73 persen, pada pemilih Anies 61 persen, pada pemilih pak Prabowo 59 persen," kata Saiful.
Soliditas pemilih Anies Baswedan dan Prabowo Subianto masih kalah jauh dibandingkan soliditas pemilih Ganjar Pranowo, karena dipengaruhi basis suara partai politik pendukung yang belum besar, serta belum pastinya pilihan partai politik yang bergabung dalam koalisi.
Saiful mengatakan, perbedaan pilihan politik antara elite dan akar rumput sangat dimungkinkan dalam pemilihan presiden, seperti yang terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang elitenya mendukung Prabowo Subianto, tetapi akar rumputnya malah menajatuhkan pilihan kepada Ganjar Pranowo.
“PKB sejauh ini belum memutuskan untuk memilih Ganjar…..bahkan sudah memutuskan elitenya untuk mendukung Prabowo. Tapi di akar rumputnya, pemilih PKB itu lebih cenderung ke Ganjar, 41 persen. Berbanding dengan pemilih pada Prabowo itu 27 persen. Ini menarik, artinya apa, ada aspirasi elite dengan akar rumput bisa berbeda,” tukas Saiful.
Pemilih kuat pada calon presiden yang muncul ke permukaan saat ini, menurut Aven Januar, pengamat politik dari Komunitas Ngobrol Pintar, sangat dipengaruhi oleh kemampuan partai politik menyamakan suara untuk mendukung calon yang diusungnya. Selain itu, perlu kejelasan calon wakil yang akan dipasangkan, serta visi misi yang hendak ditawarkan kepada calon pemilih.
“Meskipun ini pemilihan presiden, tapi partai politik menjadi penentu, faktor yang besar untuk mensolidkan barisan massanya masing-masing. Lalu yang kedua, mensolidkan itu adalah melalui visi misi, jadi ketika misalnya ada yang mengatakan melanjutkan Jokowi, ada yang mengubah apa yang sudah dilakukan Jokowi, maka soliditasnya adalah menjelaskan itu. Jadi, apa yang ingin dilanjutkan dari pemerintahan Jokowi ini. Lalu setelah itu, apa yang akan diubah dari Jokowi, misalnya visinya dia adalah perubahan misalnya,” papar Aven.
Dalam survei SMRC tersebut, juga disebutkan bahwa terdapat 33 persen suara mengambang atau pemilih yang menyatakan masih mungkin mengubah pilihannya, Aven mengatakan hal ini sangat dimungkinkan karena belum adanya kepastian pasangan calon yang ada beserta dukungannya. Selain itu, suara mengambang masih menunggu pendaftaran serta pemaparan resmi visi misi pasangan calon yang akan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang
“Posisinya saling menunggu, ya menunggu wakilnya, lalu menunggu proses pendaftaran yang katanya masih 1 sampai 9 September. Jadi, ya masih banyak waktu untuk saling merebut swing votters ini,” tukasnya.