Ganjar Pranowo adalah Sosok Capres yang Diinginkan Jokowi?
Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 07 November 2022 | 968 views
Presisi.co – Presiden Jokowi baru ini mengungkap kriteria capres dan cawapresnya pada 2024. Menurut presiden, sosok tersebut harus mampu menghadapi kondisi sosial ekonomi Indonesia. Tokoh yang menggantikanya pun harus memiliki jam terbang tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, menilai Jokowi tengah membicarakan mengenai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam pernyataannya tersebut.
Dari tiga figur yang menonjol yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, Arif lantas menjelaskan kenapa Ganjar lebih menonjol sebagai sosok yang masuk kriteria pengganti Jokowi. Pertama, dalam aspek ‘jam terbang tinggi’, menurutnya Ganjar sudah memiliki pengalaman yang mumpuni untuk bekerja dalam pemerintahan.
"Ya saya kira jam terbang Ganjar sudah dua periode di Jawa Tengah dan kalau mau melangkah ke tataran berikutnya ya menjadi tokoh nasional," ucapnya.
Kedua, publik cenderung memakai personifikasi atau perbandingan antara figur dalam konteks model komunikasi politik. Menurut Arif, ada kemiripan antara komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dan Ganjar, meskipun tidak serupa.
"Yang dipersonifikasi sebagai (Jokowi-Ganjar) cenderung egaliter ya. Itu image ya. Saya tidak mengatakan itu sungguh-sungguh ya. Political images kan sebagai buku tanda bagi politikus," ucapnya. Selain itu, Arif mengatakan Jokowi dan Ganjar memiliki sejumlah persamaan. Yakni pandangan mengenai pembangunan ekonomi dan latar belakang partai yaitu PDI Perjuangan.
Adapun dua figur capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, justru dinilai lebih memiliki banyak perbedaan dibanding Jokowi. Anies dinilai sulit membangun personifikasi seperti Jokowi. Politisi NasDem, Zulfan Lindah, bahkan mengatakan bahwa eks Gubernur DKI Jakarta itu justru adalah antitesis Jokowi.
"Bahkan sebenarnya kalau Zulfan Lindan sempat mengidentifikasi Anies sebagai antitesisnya Jokowi, saya kira dari segi political marketing itu sudah tepat," ujarnya.
Namun, publik juga tidak boleh lupa Jokowi dan Anies memiliki kedekatan. Pada periode pertama kepimpinannya, Jokowi sempat mempercayakan Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dari situ, Arif menilai ada sejumlah karakter tertentu yang saling bertemu antara keduanya.
Nama berikutnya, Prabowo Subianto, juga dinilai sulit membangun personifikasi serupa dengan Mantan Wali Kota Solo tersebut. Publik masih ingat keduanya saling berlawanan pada dua kontestasi Pilpres sebelumnya.
"Saya kira Prabowo juga membaca ya bahwa ada tingkat kepuasan yang terjaga pada Jokowi dan ada kehendak publik untuk mendapati pemimpin yang bisa menjaga keberlanjutan itu," katanya. Nah, tapi problem-nya kan baik Prabowo maupun Anies kan sulit untuk bisa mengidentifikasi diri satu perahu dengan Jokowi," ujar Arif lagi.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas, Presiden Jokowi mengungkap kriteria capresnya. Ia mengatakan, tokoh yang akan menggantikannya itu harus memiliki jam terbang tinggi dan saling melengkapi.
"Ke depan itu memerlukan pemimpin yang mau tidak hanya ngerti makro, bukan hanya ngerti mikronya juga harus ngerti, tetapi memang harus mampu bekerja lebih detail, menguasai data dan lapangan, kemudian memutuskan," kata Jokowi, Minggu, 6 November 2022. (*)