search

Advetorial

dprd samarindaAndi Muhammad Afif Rayhan Harun

Reses di Berambai, Afif Rayhan Harun Mengaku Tersayat dengan Nasib Guru Honorer

Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 754 views
Reses di Berambai, Afif Rayhan Harun Mengaku Tersayat dengan Nasib Guru Honorer
Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Andi Muhammad Afif Rayhan Harun saat menggelar reses di Desa Berambai, Sempaja Timur, Samarinda Utara, Sabtu 23 Oktober 2021. (Jeri Rahmadani/Presisi.co).

Samarinda, Presisi.co - Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Andi Muhammad Afif Rayhan Harun, menggelar reses masa sidang ke-3 di Desa Berambai, Sempaja Utara, Samarinda Utara, pada Sabtu 23 Oktober 2021. 

Agenda tersebut turut dihadiri Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam, Ketua RT 29 Berambai, Hariyanto, serta beberapa warga lainnya yang turut menyampaikan aspirasi. 

Di reses perdananya sebagai legislatif, putra wali kota Samarinda itu mendapat beberapa keluhan dari warga di daerah pemilihannya. Di antaranya adalah persoalan infrastruktur, potensi pariwisata Berambai untuk meningkatkan ekonomi warga, hingga nasib guru honorer yang selama 9 tahun belum terakomodir mendapatkan dana insentif. 

Kepada awak media, Afif sapaannya itu menegaskan akan mengakomodir beragam persoalan tersebut pada sidang-sidang DPRD nantinya. 

"Infrastruktur memang harus di benahi. Tadi saya lewat juga dan memang jalannya cukup parah. Akan saya tindaklanjuti," ujarnya kepada awak media. 

Sementara itu, mengenai nasib guru honor yang selama 9 tahun belum mendapatkan insentif, ditegaskan Afif akan turut ditindaklanjuti olehnya.

"Saya sedikit tersayat ketika mendengar hampir 9 tahun tidak mendapatkan insentif. Kita harus awasi itu sudah sampai mana. Katanya (warga) sudah masukan surat, tapi hingga kini belum dijalankan. Saya harus wujudkan itu agar semangat para guru mengajar juga semakin tinggi," tambahnya. 

Salah seorang warga, Dian Rahayu mengaku bahwa saat ini ada 4 guru mengaji dan 1 guru TK yang belum memperoleh dana insentif. Pihaknya telah berusaha melengkapi persyaratan seperti akta notaris, namun hingga saat ini belum ditindaklanjuti pihak terkait. 

"Padahal kami sudah terdaftar di Kementerian Agama. Kami juga sudah bernaung di Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPMRI). Guru-guru kami sudah 9 tahun mengabdi di TK TP Amanah di Desa Berambai ini," katanya. (*)

Editor: Yusuf